Tampilkan postingan dengan label ecopesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ecopesantren. Tampilkan semua postingan
21 September 2013
Setelah perlengkapan tersedia, maka saatnya kita akan mencoba menyemai benih yang kita punya.
jika anda punya baki semai, maka anda bisa menggunakannya. baki semai memudahkan kita dalam proses pemindahan benih jika sudah berkecambah. jika tidak punya baki semai, baki bekas kue bolu, botol mineral dan gelas air kemasan dapat dibuat sebagai tempat menyemai. yang penting jangan terhambat oleh hal kecil. baiklah kita mulai saja ya
12 April 2013
Sadar bahwa habitat anggrek semakin tergerus oleh pembalakan hutan dan perburuan anggrek, maka anggota ENCLASI (Enclave Anggrek Indonesia), Grup pencinta anggrek spesies di FB, berkeinginan mengembalikan sebagian koleksi mereka ke hutan.
Oleh karena itu ketika ada momentum Pameran Anggrek
Asia Afrika di Bandung (Mei 2011), Saat itu berkumpul para pencinta
anggrek dari seluruh nusantara, mulai dari kolektor hingga penjual,
Muncullah ide untuk menanam anggrek di hutan, rumah aslinya.
20 Januari 2011
penjelasan dari Wikipedia Baobab adalah nama umum dari sebuah genus (Adansonia) yang terdiri dari delapan spesies pohon asli Madagaskar, Afrika daratan dan Australia. Spesies Afrika daratan juga ada di Madagaskar, tetapi tidak asli negara itu. Nama umum lainnya adalah boab dan boaboa. Spesies ini mencapai tinggi antara 5–25 m. Mereka menyimpan air di dalam batang mereka, dengan kapasitas diatas 120.00 liter untuk bertahan dalam kondisi lingkungan sekitar mereka
Pohon African Baobab mempunyai khasiat yang tinggi, buahnya mempunyai kandungan vitamin C yang lebih tinggi dari jeruk dan kalsium yang lebih tinggi dari susu.
kemarin mencoba membibitkan pohon menarik ini.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae
Genus: Adansonia
11 Agustus 2010
Hal tersebut dilakukan Aepudin (29) petani budidaya lebah madu di Kampung Cikurutug Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung sebagai salah satu strategi pemasaran. Menurut Aep kalau madu hanya dikemas dalam botol pembeli sudah terbiasa melihat tapi ketika melihat madu dikemas dengan sarangnya pasti akan membuat penasaran.
"Kalau orang lihat madunya saja akan biasa saja tapi kalau dengan sarangnya mereka akan berhenti dulu untuk melihat," ujarnya.
Jangan khawatir sarangnya tidak bisa dimakan. Karena baik madu maupun sarangnya bahannya tetap sama yaitu nektar bunga. Bisa dimakan dengan cara dikunyah kemudian ampasnya dibuang. Sari madu pun sudah bisa dinikmati.
Dalam satu sarang, tidak hanya ada madu tapi di dalamnya ada juga bee pollen. Kalau beruntung bisa menemukan juga royal jelly yang cairannya berwarna putih. Madu berwarna kekuningan sedangkan bee pollen madu yang mengandung serbuk sari.
Lebah penghasil bee pollen menyimpan serbuk di bagian kakinya. Hasilnya, dalam sarang bee pollen akan terlihat berwarna kemerahan. Ada tambahan tekstur dan rasa gurih dibandingkan madu biasa.
Tapi karena tidak semua orang mau membeli dengan sarangnya, Aep pun memproduksi juga madu dalam kemasan botol. Proses produksi masih dilakukan secara tradisional. Sarang-sarang madu dihancurkan. Setelah itu baru disaring untuk memisahkan cairan madunya. Dalam satu botol bercampur antara madu, bee pollen dan royal jelly tanpa campuran apapun.
Dikemas dari botol terkecil sampai ukuran satu liter. Harga pasaran dimulai dari Rp 15 ribu sampai yang termahal Rp 85 ribu.
Selama ini menurut Aep pemasaran madu baru ada di gerai Rabbani. Selebihnya tergantung permintaan konsumen. Selain di Jawa Barat Aep juga sudah mengirimkan ke beberapa provinsi lainnya. Untuk memasarkan ke luar negeri Aep belum memikirkan sampai sejauh itu karena hasil panen pun masih terbatas.
sumber
berita terkait
Budidaya Lebah Madu Ciburial: Produksi Madu Tergantung Musim
Bermain dengan Lebah Madu, Yuk!
24 November 2009
nama desa saya adalah ciburial. desa yang sangat indah dan memiliki pemandangan alam yang menarik. ciburial sendiri artinya air yang sangat berlimpah (ngaburial). namun saat ini, kondisinya tidak seperti namanya. bahkan sering saya berseloroh kalau sekarang ini sudah saatnya ciburial ganti nama jadi hese cai (susah air).
hampir seluruh penduduk desa mengandalkan mata air sebagai sumber air. era tahun 80-an memang air cur-cor (muncul dan mengalir) di mana-mana, sehingga banyak orang yang punya kolam ikan. nah pada era 90-an ketika wilayah ini semakin terbuka dan memang didukung oleh keindahan alamnya, banyak sekali orang yang membangun villa dan rumah. hal ini secara langsung berdampak pada persediaan air tanah yang menjadi andalan penduduk.
hari ahad kemarin (...) sambil jalan-jalan sore menyusuri daerah cibengang sambil memotret kawasan ciwangun-cibengang yang ada mata air andalan kampung babakan dan lebak siuh. kondisinya sangat memprihatinkan.
tempat itu, dulunya adalah kawasan hijau yang banyak ditumbuhi oleh bambu. di bagian atas juga terdapat berbagai macam pohon besar. saat ini, bambu-bambu sudah ditebang, dan lokasi penampungan air sudah sangat terbuka. saya tidak tahu akan dijadikan apa lokasi itu. namun melihat dari pembukaan areal di sekitanya, saya memperkirakan bahwa daerah itu akan dijadikan komplek perumahan. itu berarti bahwa daerah serapan air akan tergusur.akibatnya sangat nyata.
saya memperkirakan kalau musim kemarau yang akan datang masyarakat kampung babakan dan lebak siuh akan mengalami kesulitan air yang sangat parah.
ironis betul. di tengah keindahan alamnya, terdapat potensi krisis yang sangat serius.
21 November 2009
lokasi : jl. Dipatiukur Bandung
Iseng yang tidak cantik. hasil dari jalan-jalan di beberapa lokasi di Bandung.
Pohon Helm : karena tidak tersedia penitipan helm maka pohon dijadikan sebagai cantolan helm-helm akhirnya terjadilah pemandangan tidak menyedapkan.sudahlah pohonnya ditutupi kertas reklame, lalu dijadikan sebagai gantungan helm
Tidak Diharapkan : makanya suasana taman yang sebetulnya sangat asri dikotori oleh banyak sampah dan tulisan tak bertanggung jawab ini.
Membusuk : tempat sampah tersedia... yang kurang apa ya?
Belum lama saya mengenal lda ebih baik. walaupun bayangannya terekam samar dalam memoriku. kami sekolah di sekolah yang tidak sama. saya di Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, sekolah husus untuk laki-laki dan Ida di Madrasah Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta, yang ini khusus untuk perempuan. dua sekolah ini adalah sekolah kader Muhammadiyah. sekolah ini ditalikan oleh cita-cita besar yang sama. mungkin itulah yang menyebabkan pertalian persahabatan sangat erat.
denganya sebelumnya saya belum pernah ngobrol atau berkomunikasi. di dunia maya inilah saya bertemu, saling tukar komentar di dinding FB masing-masing dan chating.
cerita ngalor-ngidul, saya yang sedang mimpi punya hutan sendiri dan sedang mengumpulkan beberapa tanaman koleksi, bercerita tentang obsesi yang satu ini.
itulah sebabnya ketika ngobrol sama Ida, dan obrolan menyerempet buah durian, iseng-iseng berhadiah, saya minta durian itu. pucuk dicinta durian datang. Ida rupanya serius (bahkan tiga rius) siap mengirimkan pohon durian itu. "kalau ada pohonnya, saya kirim pohonnya. kalau ndak ada, saya akan beli duriannya, trus saya makan dan bijinya dikirim ke bandung". katanya sambil berseloroh. kami tertawa bersama "ha ha ha"
Jum'at kemarin (21-11-209) kiriman itu datang. Plus teh tarik dan capucino.
kiriman diterima pas datang dari pekerjaan memulung jam 21-an. malam itu juga durian itu saya sirami air dan kopi kiriman Ida, saya nikmati di dingin malam yang disiram hujan rintik-rintik ... mantaap.
terakhir wah, ndak nyambung sama judul nih
11 November 2009
saya coba ceritakan apa yang saya alami ketika saya memimpikan sekolah yang bersih, sehat, indah, nyaman, rimbun, berprestasi dan mandiri. tak terbayang, apa yang pertama kali harus saya lakukan. pokoknya 1000 % blank.
kejadian selanjutnya, ketika saya ke yogya pada tanggal 4 october yang lalu, saya tidur di tempat teman saya Taan Syahadat. pagi hari, setelah matahari menyapa bumi Yogya, saya iseng keliling kampung itu. kampung yang bersih dan hijau. semua tertata rapi. iseng tanya ke Taan "gimana sih kok kampung ini bisa bersih seperti ini?" Taan menjelaskan bahwa kampung ini merupakan Juara I Kampung Bersih dan Hijau di Yogyakarta" waah. tanpa membuang kesempatan, saya jalan-jalan sowan ke pak RW, ke pak RT... dan keliling Gambiran. juara I kampung Hijau Yogyakarta 2009.
selanjutnya, ketika saya surfing di internet tuk mencari bibit-bibit tanaman saya menemukan blog menarik tentang berkebun. pemiliknya pak Akhmad Setiobudi. saya kontak dan kebetulan tinggal di Bandung dan kenal dengan pesantren Babussalam.
beberapa pengalaman kecil dan pasti akan berlanjut pada konektivitas pikiran dan hati. yang lebih besar.
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya" 3 : 159
ada empat program besar yang saya lakukan.
pertama, penataan administrasi dan lingkungan sekolah.
penataan sekolah pun saya lakukan dengan memperbaiki beberapa fasilitas di sekolah dan pembuatan taman-taman sekolah. kali pertama, bersama para santri membersihkan lahan di sekitar sekolah dan persiapan penanaman. acara penting seperti ini tak akan lengkap tanpa ngaliwet, makan-makan dengan lauk sederhana ikan asin peda, tahu, sambal dadakan dan lalab.
mimpi terus bergulir dan semakin besar. dari keingingan memiliki taman belajar sekolah, saya berubah dan ingin memiliki hutan belajar sekolah yang memiliki minimal 1000 jenis tanaman.
kedua, pengelolaan sampah.
sampai saat ini kami menggulirkan program BANK SAMPAH SEHAT CERIA, yang justru dapat sambutan sangat heboh dari anak SD dan TK. Bank sampah ini adalah hasil peniruan dari pola yang sudah diterapkan di Yogya. selain itu, kami juga mengikuti pola KEBUNKU, Kertas Bekas untuk Hijaukan Hutanku (nama diadaptasi dari program yang sama yang digulirkan oleh Sano, salah seorang mahasiswa ITB).
dalam program ini saya sebagai pemulung yang siap memulung kertas-kertas bekas yang akan saya jual dan hasilnya saya belikan tanaman dan biaya pendukung program ini.
untuk itu, sementara ini saya hanya menerima kertas kertasan saja (kalau ada yang mau nyumbangin rumah bekas dan mobil bekas akan saya terima he he he).
kalau sampah non organik kami jual, sampah organiknya akan diusahakan sebagai kompos dan pupuk organik.
ketiga, pelatihan-pelatihan
ada empat pelatihan yang akan dilaksanakan. pelatihan ternak dan budidaya lebah madu, pelatihan budi daya tanaman, pelatihan pemanfaatan sampah.
nah itu dulu deh program eco pesantren saya.
bagi yang berdomisili di bandung dan punya kertas bekas yang bisa disumbangkan dapat menghubungi saya pada nomor 022 76567242.
buat yang mau ikut mensukseskan program ini dengan menyumbangkan ide dapat ditulis di komentar.
buat yang mau ikutan menyumbangkan dananya dapat dikirim melalui :
Rek BCA KCU DAGO a/n Fajruddin Muchtar
no 7770529845
Langganan:
Postingan (Atom)