Tampilkan postingan dengan label humor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label humor. Tampilkan semua postingan

05 Juni 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Shalat satu satu

"kenapa Din, sekarang ini kalau kamu sholat takbirnya cuma ngangkat satu tangan, berdiri dengan satu kaki, mata yang satu ditutup satunya lagi dibuka kayak orang picek?" Tanya Mang Endang sama si Udin.

"ustad Udin di mesjid bilang Mang, semua yang di mesjid ini total pilih capres Pranolo. Kata ustad itu lihat aja kalau tahiyat mereka nunjuk satu jari saja. Nah biar apdol udin mah mau semuanya satu aja" jawab Udin Mantap

"eeeeuh, pantesan kemarin juga kamu teh sholat subuh na cuma satu rakaat... lieur ah maneh mah"

20 April 2013

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Humor - Sudah Sakti

Salah seorang murid perguruan tenaga dalam berdialog dengan gurunya.
Murid (M) : Guru, kayaknya guru harus segera meluluskan saya.
Eyang (E) : Kenapa ?
M : Sekarang saya bisa menghentikan mobil hanya dengan telunjuk saya.
E : Waaah hebat. Memangnya, mobil apa yang bisa kamu hentikan?
M: Angkot Guru… kalau saya angkat jari saya dia akan berhenti….
E : Dasar siah. itu mah nyari penumpang atuh…!

14 Oktober 2010

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Naik Kapal yang Mau Tenggelam

Kapal tampaknya mulai tenggelam. Para penumpang yang sebelumnya menertawakan peringatan Nasrudin yang meminta mereka agar bersiap-siap untuk kehidupan akhirat, mulai berlutut dan berteriak-teriak minta tolong. Mereka berdoa, mereka berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat.

"Teman-teman!" teriak Nasrudin. "Jangan boros dengan kata-kata bagus itu. Percayalah! Aku melihat daratan!"

"Hah?" semua penumpang membelalak.
"Apa? Apakah kalian tidak jadi meneruskan tobat dan berbuat baik?" tanya Nasrudin.

10 Oktober 2010

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Berganti Peran

Seorang filsuf terkenal sangat disegani oleh sopirnya yang selalu ikut mendengarkan setiap ceramah bosnya tentang moralitas dan etika.

Kemudian suatu hari si sopir mendekati sang filsuf dan bertanya apakah ia bersedia untuk bertukar peran pada kuliah berikutnya, sang filsuf menjadi sopir, dan sang sopir yang akan menjadi dosen dan mengisi kuliah. Sang filsuf setuju.

Materi kuliah dibawakan dengan sangat baik oleh si sopir. Ketika tiba saatnya pertanyaan dari para peserta, seorang wanita di belakang bertanya, "Apakah pandangan epistemologis alam semesta masih berlaku dalam dunia eksistensialis?"

"Itu adalah pertanyaan yang sangat sederhana," jawab sang sopir (yang sedang menyamar menjadi dosen), "Terlalu sederhana, bahkan sopir saya bisa menjawab pertanyaan itu, dan itulah yang akan ia lakukan."
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Ujian Akhir Kelas Filsafat

Seorang profesor filsafat berjalan untuk memberikan kuliah terakhir. Sambil menempatkan sebuah kursi di mejanya, profesor menginstruksikan kelas, "Dengan menggunakan segala sesuatu yang telah Anda pelajari dalam kuliah ini, buktikan kepada saya bahwa kursi ini TIDAK ADA."

Jadi, banyak mahasiswa yang memulai cerita panjang yang membuktikan bahwa kursi ini tidak ada, kecuali satu siswa. Dia menghabiskan tiga puluh detik menulis jawabannya, menyerahkan lembar jawabanya, lalu keluar ruangan kelas. Teman-temannya keheranan dengan kelakuan mahasiswa itu.

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Keledai Membaca

Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata,"Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya."

Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin."Demikianlah," kata Nasrudin, "Keledaiku sudah bisa membaca."Timur Lenk mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.""Tapi," tukas Timur Lenk tidak puas, "Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?"

    Blogger news

    Blogroll

    About