Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan

01 Januari 2015

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Soto Seger Mbok Giyem Sekarang Hadir Di Bandung

Selasa 30/12/14, Kami sekeluarga diundang ke warung soto yang katanya sudah sebulan running. Sebetulnya ini adalah undangan kedua. Undangan pertama dibatalkan karena ada musibah yang menimpa keluarga pemilik warung itu.Warung sotonya merupakan Cabang dari satu produk soto terkenal di Boyolali bernama Soto Seger Mbok Giyem. Pemilik Cabang Bandung adalah Pak Agus dan Ibu Siti yang merupakan jemaah pengajian Tazkiyah di mana saya suka membagikan pengalaman.

Warung soto seger Mbok Giyem ini terletak di Jalan Patuha I no 10. Berhadapan langsung dengan guest house Sultan Raja dan juga berdekatan dengan Resto Pandan Wangi. Lokasinya mudah dijangkau dan di pinggir jalan utama.Menurut Pak Agus, di Boyolali sana, soto ini sangat terkenal dan warungnya sangat ramai dikunjungi.

Apa sih keistimewaannya?  Tidak banyak macam sayur atau pelengkap sotonya. Hanya kecambah saja dan beberapa potongan daging. Saya pikir keistimewaanya ada pada kuahnya. Kata Pak Agus, Rempah dan bumbunya memang didatangkan langsung dari Boyolali. Warung di Bandung hanya tinggal mencari selain rempah kuahnya itu. Sedikitnya sayuran yang disertakan dalam soto ini memang menjadi serasi dan tetap membuat kuah soto segarnya menonjol.

Porsi yang ditawarkan ada dua. Porsi soto campur atau dipisah. Porsi soto campur buat ukuran saya termasuk porsi mini. Perlu tambah satu porsi lagi agar kenyang. Namun buat bapak dan ibu saya, porsi dicampur itu sangat cocok dan pas. Harga soto porsi campur adalah 9000 sedan yang porsi dipisah adalah 12.000.

Untuk menambah selera makan, bisa juga ditambah dengan goreng tahu, tempe-tahu bacem yang sangat enak atau dorengan yang disebut orang Sunda rarawuan. Tersedia juga goreng usus, ati ayam dan telur puyuh. Semuanya dibuat sendiri lho. Artinya kebersihan dan kesegaran bahannya terjamin.

Pada hari biasa, warung soto ini buka mulai dari jam 10 pagi hingga habis atau jam 8 malam. Di waktu libur warung ini buka lebih pagi, yaitu jam 8. Bagi para penyuka kuliner Bandung, keberadaan kuliner dari Boyolali ini semakin menambah pilihan kunjungan kuliner.


02 Desember 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Rock n Roll Sushi yang Halal di Makassar

"Tak akan ada perut yang pecah" kata peribahasa Selayar yang berkaitan dengan kebiasaan bertamu dan mendapat makan di tiap tempat. Kebiasaan itu tak bisa ditolak. Pokoknya harus makan walaupun kenyang. Setelah puas dengan makanan berbagai macam menu sea food di Selayar, kami diundang makan di sebuah restauran jepang. 

Resto ini Menempati satu ruko di Jl Boulevard, Panakukkang Mas, Wrna merah hitam yang elegan menyambut kita ketika memasuki resto jepang ini. Suasananya cozi dan enak. Para pelayan akan menyapa anda dengan ramah dan senyum merekah.

Beberapa menu yang ditawarkan diantaranya Crunchy Tuna, Salmon Spicy, Jumbo Dragon Roll, Belly Salmon Roll, Elvis Roll, Salad Maki, Inari Tuna Salad, Tobiko Gunkan, Chuka Wakame, Inari Kani Mayo, dan Salmon Mayo.

Kami mencoba beberapa menu yang cukup lengkap. Yang pertama dicoba adalah Sushi. Saya suka sushi dengan taburan telur ikan, gurih dan nikmat. ada juga sushi ikan salmon yang juga enak. tak ada rasa anyir yang tercium. 

Setelah itu shabu-shabu mendapat gilirannya. Setelah  memasukan bahan-bahan dan menunggu masaknya maka hidangan bisa disantap. Kuahnya gurih cuma lidah saya merasa kurang garam daaaan untuk selera Indonesia tidak pedas. Untung saja sudah disediakan sambal cabe dan wasabi. cocok lah. 

Untuk minumnya Saya memesan teh jepang dingin yang saya rasa cocok dengan suasana yang cukup panas. Ternyata ocha jepang ini cukup pahit rasanya berbeda dengan ocha yang dijual dalam kemasan botolan. Begitulah rasa ocha asli kata ibu Husein pemilik resto ini. 

Ocha yang dijual dalam botolan memang mengakomodasi selera pasar yang tak akan begitu suka dengan rasa pahit saja. Makanya dibuat manis agar bisa diterima pasar. 

Resto ini bisa dipakai untuk acara arisan, ulang tahun, pengajian, atau sekedar berkumpul bersama keluarga atau sahabat sambil menikmati hidangan yang Japanese Food yang menggugah selera dan yang pasti sudah mengantongi sertifikat halal. Jadi makan di sini bersama keluarga akan lebih terjamin kehalalannya.


"Tak akan ada perut yang pecah" kata peribahasa Selayar yang berkaitan dengan kebiasaan bertamu dan mendapat makan di tiap tempat. Kebiasaan itu tak bisa ditolak. Pokoknya harus makan walaupun kenyang. Setelah puas dengan makanan berbagai macam menu sea food di Selayar, kami diundang makan di sebuah restauran jepang. 

Resto ini Menempati satu ruko di Jl Boulevard, Panakukkang Mas, Wrna merah hitam yang elegan menyambut kita ketika memasuki resto jepang ini. Suasananya cozi dan enak. Para pelayan akan menyapa anda dengan ramah dan senyum merekah.

Beberapa menu yang ditawarkan diantaranya Crunchy Tuna, Salmon Spicy, Jumbo Dragon Roll, Belly Salmon Roll, Elvis Roll, Salad Maki, Inari Tuna Salad, Tobiko Gunkan, Chuka Wakame, Inari Kani Mayo, dan Salmon Mayo.

Kami mencoba beberapa menu yang cukup lengkap. Yang pertama dicoba adalah Sushi. Saya suka sushi dengan taburan telur ikan, gurih dan nikmat. ada juga sushi ikan salmon yang juga enak. tak ada rasa anyir yang tercium. 

Setelah itu shabu-shabu mendapat gilirannya. Setelah  memasukan bahan-bahan dan menunggu masaknya maka hidangan bisa disantap. Kuahnya gurih cuma lidah saya merasa kurang garam daaaan untuk selera Indonesia tidak pedas. Untung saja sudah disediakan sambal cabe dan wasabi. cocok lah. 

Untuk minumnya Saya memesan teh jepang dingin yang saya rasa cocok dengan suasana yang cukup panas. Ternyata ocha jepang ini cukup pahit rasanya berbeda dengan ocha yang dijual dalam kemasan botolan. Begitulah rasa ocha asli kata ibu Husein pemilik resto ini. 

Ocha yang dijual dalam botolan memang mengakomodasi selera pasar yang tak akan begitu suka dengan rasa pahit saja. Makanya dibuat manis agar bisa diterima pasar. 

Resto ini bisa dipakai untuk acara arisan, ulang tahun, pengajian, atau sekedar berkumpul bersama keluarga atau sahabat sambil menikmati hidangan yang Japanese Food yang menggugah selera dan yang pasti sudah mengantongi sertifikat halal. Jadi makan di sini bersama keluarga akan lebih terjamin kehalalannya.








Real Ocha


19 November 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Festival Teh Bandung

Silver needle white tea, rasanya lembut dan enak (dokpri)
Silver needle white tea, rasanya lembut dan enak (dokpri)
Seneng ya bisa mencoba berbagai macam the unggulan dari Jawa Barat. Sayang hidung saya yang lagi mampet agak mengganggu acara cium-cium aroma teh di Bandung Tea Festival. Iya, memang Selasa kemarin (04/11/14) sebuah Festival bertema teh telah dibuka untuk umum. Bertempat di Taman Gentong Gedung Sate Bandung, berbagai produk teh unggulan dan olahan berbahan teh dipamerkan kepada pengunjung. Di sini icip-icip berbagai produk teh jadi menyenangkan.
Satu teh yang saya suka di Festival Tea itu adalah white tea. Ternyata white tea ini dibuat dari pucuk teh yang cuma dua lembar saja.  Pucuk teh yang disebut peko ini kemudian diolah melalui proses oksidasi sehingga white tea ini memiliki anti oksidan yang tinggi. Dilihat dari penampakannya, white tea ini berwarna keperakan menyerupai jarum. Wajar saja kalau teh jenis ini juga disebut sebagai silver needle white tea.
White tea ini memiliki rasa yang lembut dan menyegarkan. Sayang saya tak bisa menghirup aromanya karena hidung sedang tidak sehat.
proses pengolahan teh jepang. 60 % dari Garut booo (dokpri)
proses pengolahan teh jepang. 60 % dari Garut booo (dokpri)
Steamed Green Tea atau disebut juga the jepang juga menarik. Daun teh pucuk dikukus dengan cara dan derajat panas tertentu sehingga menghilangkan rasa pahit dan tetap mengeluarkan aroma teh yang lembut dan harum. Yang menarik 60 % teh jenis ini yang beredar dan terkenal di Jepang, ternyata didatangkan dari Garut. Nah lho.
Bagi saya, Festival ini kembali mengingatkan pada posisi Bandung yang pernah menjadi pusat teh dan melahirkan banyak pemilik kebun teh skala internasional. Bandung memang sangat lekat dengan salah satu komoditas ini.
Warga bandung sangat akrab dengan kata yang akrab didengar  Dago Tihes yang sebetulnya berasal dari Kata Tea Huiss. Dago Tea Huiss  pada jaman kolonial Belanda merupakan salah satu tempat yang memiliki panorama paling indah di kota Bandung. Di sini Anda dapat menikmati pemandangan lembah kota Bandung yang indah dan mempesona. Pada malam hari, Anda dapat melihat kerlap-kerlip lampu kota yang indah dari dataran tinggi Dago.
Saat itu, Bandung memang dikelilingi oleh kebun-kebun teh dan para PreangerPlanters  (pemilik perkebunan teh di Priangan) berhasil meraup kekayaan yang luar biasa dari komoditas teh.
Menjajal teh jepang dari Garut
Menjajal teh jepang dari Garut
Di Tjembooliyut (Ciumbuleuit) misalnya, dulu daerah itu merupakan perkebunan teh yang dimiliki Mr.Brumsteede. Beberapa bekasnya bisa dilihat di Gedung Concordia Sociteit. Sebagian besar teh dari Jawa khususnya Priangan dikirimkan ke Inggris. Orang-orang Inggris memang mengkonsumsi lebih dari setengah produksi teh dari seluruh dunia.
Dikutip dari situs Aleutian, Para Preangerplanters  yang kekayaannya luar biasa ini nantinya akan memberi andil besar dalam pembangunan kota Bandung khususnya. Mereka juga dikenal memiliki kepekaan sosial yang cukup tinggi dengan orang Pribumi mengingat keseharian mereka yang selalu berada di tengah perkebunan teh dan selalu berhubungan dengan masyarakat setempat.
Dari keluarga “Raja Teh Priangan” sempat muncul beberapa nama seperti Karel Frederik Holle, Kerkhoven dan Bosscha yang memiliki perhatian besar terhadap kehidupan orang Pribumi. Tanpa andil Kerkhoven dan Bosscha, mungkin Technische Hogeschool  (ITB) tidak akan pernah berdiri. Sedangkan dari kampus inilah lahir seorang  tokoh bernama Soekarno yang menjadi penggerak utama kemerdekaan. (Aleutian)
Kembali lagi deh ke festival teh, Festival ini akan ditutup pada hari kamis tanggal 6-11-2014 jadi yang ingin mencoba berbagai macam teh terbaik layaknya para preanger planters buruan datang ke festival teh ini.
Nah pertanyaan terakhir saya, siapa yang menikmati teh-teh unggul jawa barat ini?
mangga entehna dileueut.... (Dokpri)
mangga entehna dileueut…. (Dokpri)

12 November 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Batam : Dari Nagoya Hingga Kampung Vietnam

Jembatan Barelang dilihat dari pesawat 
Batam, Sudah beberapa kali rencana untuk ke sana namun belum terlaksana hingga saya mengikuti kuis yang diadakan Bank CIMB Niaga yang saya jawab tanpa saya pikirkan lagi. Bahkan saya lupa pernah ikutan kuisnya. 

Sebuah email mengabarkan bahwa saya termasuk yang menang dalam kuis itu. Agak ragu saya untuk mengkonfirmasi karena badan belum fit betul sehabis perjalanan Jogja, Gunung Kidul hingga Jombang. Batuk dan demam mendera saya. 

Karena belum pernah ke Batam, apalagi ini seluruh akomodasi dibiayai plus uang sakunya. Enak kan. Saya menguatkan tekad dan mengkonfirmasi ke Mbak Stella yang kemudian dilanjutkan oleh Mas Tupon Setiawan. Ternyata cukup banyak formulir dan data yang diminta, untuk tiket, asuransi hingga untuk piagam. Data saya berikan karena semuanya untuk keperluan dan kelancaran perjalanan. 

Tanggal 7 saya menuju Bandara Husein Sastranegara. Di sana saya mencari Lutfi Yusup yang juga menjadi volunteer dari Bandung dan ternyata juga penerima Beasiswa dari CIMB Niaga. Seperti biasanya, pesawat dengan logo singa itu terlambat satu jam. Akhirnya cukup akrab kami di waktu yang telat itu. 

Perjalanan 1.30 jam cukup untuk membuat perut keroncongan. Untungnya Mas Tupon yang sudah menunggu bersama Nur Fatma dari Palangkaraya menawari makan yang tentu saja tak di sia-siakan. 

Perjalanan dari Bandara ke Hotel ternyata cukup memakan waktu, kira-kira 45 menitan. Rasa lapar terus mendera-dera hingga sampai ke Hotel. Setelah cek in segera saya dan Lutfi mencari tempat makan. Ah, rumah makan Padang jadi pilihan pertama. Sambil menunggu Nur Fatma, saya memakan habis ayam pop yang ternyata tak lebih enak dari ayam pop rumah makan Fajar langganan saya di Bandung. Saya puji rumah makan Fajar bukan karena namanya lho. Suer.

Hingga makanan habis, Nur belum juga keluar. Hingga beberapa saat kami menunggu dan telepon berbunyi dari Nur. Dia sudah ada di loby dan tidak makan karena masih kenyang makan siang tadi. Karena

Karena masih ada waktu, Nur mengajak jalan-jalan ke Nagoya, pusat perbelanjaan di Batam. Mitosnya, Batam terkenal murah barang elektroniknya. Karena kami semua baru pertama kali ke Batam, terpaksa bertanya ke satpam hotel. Diapun menunjukan jalan. Jalan teruuus sekitar 200 meter ke arah lampu merah. Belok kiri dan nanti akan ketemu Hotel Nagoya. di belakang hotel itulah Nagoya Hills, pusat perbelanjaan terkenal di Batam.

Pintu bara Nagoya Hill
Pintu barat menjadi saksi kami telah tiba di Nagoya Hills. Saya berharap mendapatkan barang elektronik yang murahnya menggoda iman seperti diiklankan di FB. ternyata sama saja harganya dengan di Bandung. 

Hanya Nur yang  beli keyboard buat smartphonenya yang juga harganya tak jauh beda di Palangkaranya. Lagian nawarinnya Rp. 200 ribu yang kemudian mentok di harga 100 ribu. Setelah agak lama berkeliling kami memutuskan pulang.

Karena jalan agak memutar, kami beranggapan bahwa ada jalan tembus dan lebih dekat dari Nagoya ke Hotel kami. Saatnya menjalankan rumus, "malu bertanya sesat di jalan". Satpam Nagoya mengatakan kami harus keluar dari pintu timur untuk sampai ke Hotel.

Nur Fatma dan Lutfi di depan Hotel
Setelah mendapatkan pintu timur kami bertiga, berjalan menuju jalan besar. Tak sampai beberapa meter, kami menemukan bangunan yang terasa akrab, hotel kami. setelah yakin dengan yang dilihat. kami hanya tertawa. mungkin menertawakan keudikan kami sendiri atau menertawakan keadaan. Ternyata bertanya juga membuat sesat di jalan. FYI Nagoya Hills itu berada tepat di depan hotel kami. Lha ngapain sampai muter-muter segala?

Pengalaman ini selalu membuat kami tersenyum-senyum saja. Pengalaman pertama dan lucu di Batam.
Nagoya Hill yang ternyata ada di depan hotel
Kuliner


Selain kota yang indah dan wisata belanjanya, Batam memiliki ragam kuliner yang unik dan menantang. Sebut saja gonggong dan mie lendir. Seperti apakah itu?

Saat kumpul pertama di Sri Rejeki, rumah makan di pinggir pantai yang juga jauuuh dari hotel, disuguhi beberapa makanan full seafood. Udang, cumi-cumi, ikan dan tak ketinggalan GONGGONG khas Batam. Gonggong itu hewan laut bercangkan keras, persis seperti siput atau kumang (dalam bahasa sunda).

Gonggong dapat mudah ditemukan ketika air laut sedang surut, namun gonggong yang berukuran besar agak sedikit sulit untuk dicari karena kebanyakan gonggong yang ditemukan hanya yang berukuran kecil. Kandungan protein yang sangat tinggi menjadikan makanan ini sangat istimewa.

Cara memasaknya juga cukup sederhana. Setelah direndam dengan garam agar terasa lebih gurih. Tak lupa rendaman jahe untuk menghilangkan bau amisnya.

Sayangnya, untuk makanan laut, Selain ikan dan udang, tak memakannya. Jadi bagaimana rasanya gonggong itu saya tak tahu. Namun melihat Mas Heri dan Mas Tupon yang memakannya kayaknya enak juga.

Kata Mas Tupon rasanya seperti cumi saja dengan tekstur yang lebih lembut dan gurih. tak tercium bau amis dari kerang ini. Mungkin dari rendaman jahe tadi. Mas Tupon terlihat susah memakan gonggong ini karena tidak dibekali dengan alat mengelurkan si gonggong tadi. Ya seperti tusuk gigi lah.

Kalau makanan sejenis kerang tidak saya makan, tapi makanan mie seperti mie Aceh pasti saya makan. Yang saya coba adalah mie Aceh di Sei Panas. Saat itu saya diajak oleh kakak kelas saya yang ada di Batam, Bang Akmal Syadri. Dia memesankan saya mie Aceh yang paling enak, Mie Kuah Aceh. Memang sangat enak disantap saat hujan yang turun sangat deras.

Apalagi ditambah dengan teh telur yang pertama kali saya saya rasakan di Ulee Kareng Aceh. Rasanya juga tak jauh beda dengan yang di aceh itu. Membuat hangat badang di saat dingin.


Sayangnya saya belum merasakan mie lendir yang menurut cuita dari @infobatam, "Mie Lendir adalah makanan khas Batam dan mesti mencobanya". Kata salah seorang volunteer dari Batam, yang membedakan mie ini dengan yang lainnya adalah di kuahnya yang mirip seperti lendir -maaf- ingus.

Sebetulnya membayangkannya saya agak mual juga. Namun rasa penasaran juga cukup tinggi untuk menjajal mie yang satu ini. Semoga saja ada kesempatan lain ke Batam
Ini yang disebut Gonggong


Volunteer Bangun Rumah

Barelang

Kampung Vietnam Pulau Galan



04 November 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Ini Dia Makanan Ekstrim dari Wonosari

Di sepanjang jalan menuju Pantai Indrayanti Gunung Kidul, saya melihat beberapa orang berjualan di pinggir jalan. Yang menarik adalah apa yang dijual. Sebuah makanan yang bagi saya agak geli membayangkannya, "Walang Goreng" alias belalang goreng.

Belalang memang boleh dimakan, namun karena tak lazim, membayangkannya saja bikin geli dan bagaimanaaaaa gitu ya. lagian setiap teman (yang belum pernah memakan) ditawari belalang goreng ini pada tidak mau (termasuk saya juga).

Berbeda dengan yang sudah merasakan. Menurut Wiewiek, teman saya di Wonosari, belalang goreng ini ueeeeank sekali. mirip dengan udang katanya bahkan lebih gurih lagi. Suaminya saja yang dulu tidak suka dan geli melihat makanan ini, setelah mencobanya langsung ketagihan. Utari, teman dari Tugu Pensil Wates beda lagi, dia gata-gatal setelah memakan belalang goreng. Alergi katanya.

Kandungan protein si belalang ini juga terbilang kaya. Hal itu diugkapkan oleh pakar ilmu gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ahmad Sulaiman seperti dikutip dari Kompas, "Kalau pada belalang yang masih segar, kandungan proteinnya sekitar 20 persen, tetapi pada yang kering sekitar 40 persen. Belum kulitnya yang juga mengandung zat kitosan seperti udang. Tetapi tergantung jenis belalangnya, pada musim-musim tertentu ada jenis belang yang kandungan vitaminnya lebih tinggi. Belalang juga dapat memenuhi 25 hingga 30 persen kebutuhan vitamin A," ungkap Ahmad di sela-sela kegiatan Nutritalk Jelajah Gizi Sari Husada di Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (2/11/2012)
Saat di Yu Tum, saya lihat lagi belalang goreng ini telah dijual dalam toples-toples seharga 50 ribuan. Selain belalang ada juga jangkrik goreng dan ulat kayu jati. Ada yang berani coba?

31 Oktober 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Mencoba Ayam Thawaf A la Kenny Rogers

Makanan pun disajikan. Red Hot Meal... amboi
"Agak kurang garam ya" kata saya kepada karyawan Kenny Rogers Roasters yang bertanya tentang masakan yang dihidangkan. Terang aja kan sudah dijelaskan tadi di presentasinya kalau Kenny Rogers Roasters ini punya moto Less Fat, Less Salt, Less Calories. Ketahuan nih ndak merhatiin presentasinya. 

Less Fat, Less Salt, Less Calories inilah yang menjadi moto dari restoran Kenny Rogers ROASTERS. Tagline yang berarti rendah lemak, rendah garam dan rendah kalori. Bagaimana hal itu bisa tercapai?

Ayam akan dipanggang dan diputar dalam mesin rottiserie dengan suhu 268-279 derajat celcius. Tanpa memakai minyak dan hanya menggunakan sedikit garam . Dengan metode dan suhu ini, lemak pada ayam akan berkurang tanpa meninggalkan cita rasa yang lezat. Proses seperti itu adalah dalam rangka komitmen Kenny Rogers Roasters untuk menyajikan makanan lezat tapi menyehatkan. 

Mesin rotiserie yang membuat ayam menjadi berkurang lemak dan kalorinya. Karena berputar-putar jemaah haji biasanya menyebut ayam thawaf
Mesin rottiserie yang memutar ayam hingga matang ini memiliki pintu kaca yang diletakkan di tempat yang dapat dilihat oleh pengunjung. Jadi sambil makan, kita bisa melihat ayam yang sedang dipanggang berputar-putar dalam mesin. Kalau di Mekah atau Madinah, jemaah haji menyebutnya ayam thawaf.

Selain kurang garam tadi (untuk tujuan kesehatan lho), gimana sih rasa sajian keseluruhannya? hidangan yang disajikan hari itu adalah Red Hot Meal yang terdiri dari kacang merah bersaus, ayam panggang besar,Mashed Potato, dan salad. Menu ini memiliki porsi ayam rosted yang besar dan lembut. Konsumen akan sangat puas dan dibuat kenyang. Kacang merahnya empuk dan gurih cukup menambah rasa hambar di ayamnya. Kentangnya lembut dengan saus yang pas walau agak kurang banyak. Saladnya enak dan menyegarkan. Menjadi penutup yang mantap untuk porsi Red Hot Meal. Namun...

Red Hot Meal yang yummy. dijamin mengenyangkan dan tetap sehat
Bagi lidah Indonesia, hidangan ini kurang menendang pedasnya. Untungnya Teh Ajeng mengatakan, "Sebetulnya ada yang disebut flaming, yaitu sambal pedas ala Kenny Rogers bagi spicylovers". Sambal... mana sambal? Nah setelah dicoba flaming itu, ternyata memang pedasnya cukup untuk menemani santapan di Kenny Rogers Roasters, dan membuat hidangan western ini agak mengindonesia.

Hidangan selanjutnya yang dijajal adalah Texas Tortilla Wrap Meal. Rotinya yang dibuat secara khusus terasa lembut dan renyah. Tortilla ini berisi irisan ayam, wortel, selada dan paprika. dicocol ke saus BBQ terasa banget enaknya. Menu ini dipadukan dengan mushroom chicken soup dan salad yang segar.

Al hasil, kenyang pooolll.
Penyapu bersih doorprize bersama dengan Tortilla Wrapnya

Sedikit Info Tentang Kenny Rogers Roaster

Perusahaan ini didirikan oleh Penyanyi Country terkenal, Kenny Rogers dan Mantan Gubernur Kentucky, John Y Brown Jr di tahun 1991. Kenny Rogers ROASTERS membuka restaurant pertamanya di Coral Spring, Florida dan telah berkembang di berbagai negara di seluruh dunia seperti Malaysia, Singapore, China, Indonesia, Bangladesh, Brunei dan Filipina.

Setelah membuka sejumlah gerai di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, Surabaya, Medan, dan Cirebon, kali ini giliran kota Bandung tepatnya di Paris Van Java lantai GF yang menjadi cabang ke-27 Kenny Rogers Roasters di Indonesia. Tempat yang bisa menampung hingga 100 orang dengan sajian makanan sehatnya bisa menjadikannya sebagai pilihan wargi-wargi Bandung.
Nah Mau coba Ayam Thawaf A La Kenny Rogers Roaster?
Hidangan lain yang tak boleh ditinggalkan, Home Made Muffin dan Ice Tea

Paris Van Java (PVJ) lantai GF, Jl. Sukajadi No 131-139,Bandung, Jawa Barat 

24 Oktober 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Pedesnya Baso Ma Icih Benar-benar Menendang

Sakitnya tuh di sini di dalam hatiku... dalam sebuah lirik lagu yang kemudian dipelesetkan jadi sakitnya tuh di sini di dalam mulutku.. akibat sensasi pedas Baso Ma Icih. 

"kecelakaan" alias tak sengaja kedatangan saya ke Baso Mak Icih. Saya diundang ke launching Baso Mak Icih oleh Kang Dimas yang ternyata adalah ownernya Baso Mak Icih untuk membincangkan sesuatu. Karena sibuknya, pembicaraan hanya terjadi sebentar saja. Padahal sebelumnya juga Kang Dimas mengundang saya ke Hotel Vio.

Saat itu saya menangkap twit Bang Aswi yang berada di lokasi. Langsung saja saya sapa dan mencarinya. Ternyata bukan hanya Bang Aswi, ada blogger lain seperti Mbak Diyah, Fitri, dan Mas Dann. Saya menghampiri dan langsung terlibat ngobrol seru sekitar per-blogan daaaan... tentang Banyuwangi. :-)

Lauching berjalan dengan seru. Ada berbagai lomba mencicipi Baso Mak Icih dari level 1 hingga level tertinggi. Nah para bloger juga ditantang untuk ikutan lomba makan Baso Mak Icih di level tertinggi.

Wah, sebetulnya tak sanggup sih tapi karena yang lain juga ikutan akhirnya saya ikut ramai-ramai dalam lomba. Ternyata memang cadas betul pedasnya. hanya beberapa sendok sanggup saya masukan ke mulut. "sakitnya itu di sini" sambil menunjuk bibir yang mati rasa kepedesan. Untungnya saja sudah memesan smothi strawberry yang bisa meredakan rasa pedas menendang-nendang di mulut. Untungnya juga tidak sampai sakit perut.

Sebelum bertemu dengan Bang Aswi dan lainnya saya sudah mencoba Baso Mak icihnya level satu tapi ternyata pedesnya juga polll.

Baso Ma Icih adalah produk baru dari keripik Ma Icih yang fenomenal. Saya mencoba yamien Ma Icih dan baso Ma Icih dalam daftar menu. Karena bukan maniak pedas saya minta level 1 saja. Masih juga kepedesan. aiiiir manaa, aiiir manaa...

Yamien Mak Icih adalah mie kering yang ditaburi dengan keripik khas dari Mak Icih yang khas. Rasa daun jeruk yang cukup terasa membuat rasa pedas kripik dan basonya cukup menyegarkan.

Basonya dijual secara terpisah. satu porsi isi tiga biji baso. Saya juga pesan baso Mak Icih. nah untuk ini perlu agak hati-hati karena suka ada ranjau cengek yang kalau tak sengaja tergigit akan tiba-tiba saja merasakan pedas yang meledak. Seuhah, kata orang sunda untuk menjelaskan ekspresi pedas yang nampol banget. 

Tidak semua acara bisa diikuti, karena habis magrib kami semua sepakat untuk bubar jalan dan membayangkan Banyuwangi yang melambai lambai. Terima kasih Bang Aswi, Mbak Dyah, Mas Dann serta Mbak Fitri.

Nah buat penyuka pedas, cobain deh sensasi Baso Mak Icih di Jl. Sawunggaling No. 2 Telp. (022) 4213739. Catet nih waktu bukanya Buka 10.00-22.00 (Weekdays) dan 10.00-24.00 (Weekend).
Fitri dan Mas Dann Julian di Baso Mak Icih

22 Oktober 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Oseng kulit Sunda Rasa emang maknyus

Saat akan ke Gunung Padang, sudah membayangkan akan mampir di salah satu tempat makan favorit saya yaitu RM. Sunda Rasa. Ada menu khas yang bisa membuat saya menelan air liur membayangkan kenikmatannya.

Memang Makanan khas Cianjur sangat banyak, seperti masakan berbahan ikan tawar atau ayam. namun yang jadi pavorit saya tetap osengan kulitnya. Rasanya yang empuk dan tidak kenyal. Menggigitnya dijamin tidak akan membuat gigi rontok. Bumbu yang meresap dengan sempurna membuatnya semakin nikmat dimakan dengan nasi hangat, sambal dan jangan ketinggalan lalabannya.

Lalaban yang selalu jadi sasaran saya di tempat ini adalah daun cantigi. (Vaccinium varingiaefolium). Tanaman yang biasanya terdapat di dekat kawah pegunungan memang bisa dimakan daun mudanya. daun cantigi dengan rasa agak asam kesat dipercaya bisa membantu kelancaran pencernaan. pokoknya dicoel dengan sambal tomat segar bikin nafsu makan semakin menggila. 

Soal harga, tak perlu khawatir terjadi seperti di anyer yang heboh kemarin-kemarinitu, Untuk menikmati sensasi osengan kulit goreng ini, kita hanya mengeluarkan kocek sebesar Rp 5.000 untuk satu potong goreng kulit. Sementara bagi penyuka goreng kaki sapi, harganya cukup tinggi, yakni dibanderol Rp 45.000 per porsi.

Bagi yang ingin menikmati oseng kulit paforit saya bisa mendatangi RM. Sunda Rasa yang terletak di jalan raya Jl. Raya Warung Kondang No. 65 (Jalan Raya Cianjur - Sukabumi), Cianjur, Jawa Barat.
 

18 Oktober 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Berburu Kolostrum Sapi ke Ciherang Ciater

Yummi... Rasa susu sapi yang baru melahirkan memang beda. Lebih gurih dengan tekstur yang lembut dan yang pasti maknyus. Susu seperti itu dinamakan kolostrum. ya, KOLOSTRUM. 

menurut Wikipedia, kolostrum Kolostrum adalah cairan pra-susu yang dihasilkan oleh induk mamalia dalam 0-48 jam pertama setelah melahirkan (pasca-persalinan). Artinya kolostrum itu hanya dihasilkan dua hari dari persalinan sapi.
Wah, gimana bisa dapat yang begituan?

Saya diajak oleh adik saya untuk menemui temannya di daerah Ciherang, Ciater. Lokasinya tak begitu jauh dari tempat pemandian Sari Ater.  Awalnya mau berangkat jam 12-an siang. Saya meminta setelah ashar saja, karena masih ada tugas mengajar.

Jam 4 kami berangkat berempat dengan menggunakan empat roda motor. ayooo berapa motor jadinya? yup, dua motor saja. Melewati jalan buniwangi dan menembus Lembang dan Cikole tanpa hambatan. Jalanan memang sepi dan tak banyak kendaraan.

Melewati hutan cemara di daerah cikole, kemudian disambut area perkebunan teh di dekat gerbang ke Tangkuban Parahu. Hingga sampailah di tempat tujuan. Sampai di sana sudah tersedia seliter kolostrum. Karena kehausan dan penasaran maka dua gelas kolostrum saya habiskan. aaahh segarnya. Tak lupa saya melihat-lihat kandang sapi dengan dua penghuni barunya yang lucu.

Ada beberapa orang yang suka menjual kolostrum dengan harga kisaran 50-60 ribu perliter. Cukup mahal? ah. murah saja. kan tidak bisa produksi kolostrum tiap hari. 

Setelah shalat magrib, ternyata tuan rumah yang baik hati itu menyediakan makanan. Goreng ayam, tahu dan tak lupa lalaban dan sambal. Makanannya juga sangat enak. Dan sambalnya itu lho wuiiih sedap luar biasa. 

Setelah Makan Pulang? yaaaa gimana lagi. Kan udah malam. Lagian jalan ke Bandung dari Ciater juga cukup sepi. Harus lewat tanjakan emen lagi ah. Akhirnya kami pamit kepada tuan rumah itu dan tak lupa pesan kalau ada kolostrum lagi agar mengabari kami. 

Beberapa fakta kolostrum 

1. Kolostrum mensuplai berbagai faktor kekebalan (faktor imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir. 

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolostrum sapi (bovine colostrum) sangat mirip dengan kolostrum manusia dan merupakan suatu alternatif yang aman. Bahkan ada laporan yang menyatakan bahwa kolostrum sapi empat ratus kali lebih kaya akan faktor imun daripada kolostrum manusia.

3. Kolostrum (IgG) mengandung banyak karbohidrat, protein, dan antibodi, dan sedikit lemak. 

4. Kolostrum memberi bayu nutrisi dalam konsentrasi tinggi di setiap tetesnya.

5. Kolostrum juga mengandung zat yang mempermudah bayi buang air besar pertama kali, yang disebut meconium. 

6. Karakter kolostrum ini sangat bermanfaat unntuk membersihkan tubuh bayi dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diproduksi ketika kelahiran.


21 April 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Kue Balok Terminal Dago Bandung

Seingat saya, kue balok ini adalah khas kota dodol dan domba, Garut. Soalnya, hampir setiap melewati jalan Leles, saya menyempatkan diri berhenti dan membeli kue balok. Mengapa disebut balok? mungkin karena bentuknya persegi dan hampir menyerupai sebuah balok kayu. Padahal saya lihat tidak seperti balok sekali. Biarin deh orang Garut menyebut seperti itu. yang penting mah kue ini enak. Apalagi kalau dimakan hangat-hangat dengan kopi pahit atau teh. beuuuuh. maknyus deh.

Selain enak, cara memasak kue balok ini juga agak unik. Selain dibakar oleh arang dari bawah seperti biasa, nanti setelah kue balok ini agak matang, akan ditutup oleh tutup berarang juga. jadinya, panasnya itu didapat dari atas dan bawah serta meninggalkan warna kecoklatan di atasnya.

Rasa yang umum seperti kue bandros manis tanpa campuran apapun. Sekarang bisa didapati kue balok dengan berbagai rasa. Coklat, keju, strawberi, kacan dan berbagai rasa lainnya. Bagi yang main ke Bandung (atau Garut) bisa mencoba kue unik ini. Bagi yang di daerah Dago Atas bisa mendapatkan kue balok enak ini terminal Dago.



0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Kuliner Bandung - Gudeg Yu Nap

Hari ini (21/04/14) saya bertamu ke H. Surahman, salah seorang jamaah Babussalam di daerah Gunung Batu. Mendekati siang, setelah ngobrol lama, Pak Haji mengajak makan di sebuah tempat yang baru pertama kali saya dengar. Yu Nap begitu saya mendengarnya. Dikira makanan dari korea atau sejenisnya. Taunya makanan khas dari yogya, gudeg. yang jadi brandnya adalah mbak (atau mbok) Yu Nap alias Zaenap (zaenab?).

Setelah keluar dari komplek perumahan dan menyusuri jalan melingkar. sampailah di Jalan Gunung Batu. Mobil masuk ke perumahan Cipta Graha. Pas di hook jalan sudah terlihat bentangan spanduk bertulis Gudeg Yu Nap. Sekilah terlihat seperti warung gudeg biasa saja, namun kalau sudah masuk maka kita akan terbawa oleh nuansa jaman doeloe. Deretan barang-barang yang bisa dibilang tua terpajang sebagai ornamen dinding. Panci dan wajan berbagai ukuran juga ikut menghiasi sebagian dinding. Saya lihat ada setrika arang. Ketika sekolah setrika seperti itu sering digunakan. Sebuah sepeda onthel tergantung di atap mengingatkan pada becak di kantor Google.

Karena yang dijadikan jualan adalah gudeg, maka saya memesan Gudeg dengan ayam kampung dan..... hati harimau atau jengkol. Minumnya cingcau hitam tidak pakai es. Gudegnya kering dan menurut perut saya yang lapar memang pas dan enak. Ditambah sedikit sambal membuat nafsu makan semakin menjadi. Kreceknya juga pas untuk mengimbangi rasa manis dan pedas dari gudeg berbalut sambal. Ukuran ayam kampungnya menurut saya termasuk big size. Agak kesulitan menghabiskannya. daaaan....semur jengkolnya itu lho. lembut ketika digigit. tak ada bau jengkol yang menyengat (entah kalau nanti pas buang air). semua habis saya lalap. 

Sambil mendengarkan gamelan jawa dan lagu hip hop berbahsa jawa dari sebuah speaker, saya menghabiskan minuman penutup, scngcau hitam tak pakai es. Cingcau yang tawar dan air gula menjadi minuman penutup yang secara keseluruhan menjadikan Gudeg Yu Nap itu makanan yang manis. 





Gudeg, ayam kampung dan krecek

Jengkol si hati harimau

Teh pahit. Penawar rasa manis gudeg

Adv jadoel







    Blogger news

    Blogroll

    About