Tampilkan postingan dengan label rajab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rajab. Tampilkan semua postingan

11 Mei 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Amalan siang hari nishfu rajab

Pertama: mandi sunnah
Kedua: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)
Ketiga: Melakukan shalat Salman Al-Farisi seperti hari pertama
Keempat: Melakukan shalat empat rakaat (dua kali salam), sesudah salam baca doa berikut dengan mengangkat tangan. Manfaat doa ini untuk menghilangkan segala kesulitan dan kesusahan yang membani hati dan pikiran:
اَللَّهُمَّ يَا مُذِلَّ كُلِّ جَبَّار، وَيَا مُعِزَّ الْمُؤْمِنِينَ، اَنْتَ كَهْفِي حِينَ تُعْيِينِى الْمَذَاهِبُ
Allâhumma yâ Mudzilla kulla jabber, way â Mu’izzal mu;minîn, Anta kaffî hîna tu’yînil madzâhib.
Ya Allah, wahai Yang Menghinakan semua orang yang sombong, wahai Yang Memuliakan orang-orang yang beriman, Engkaulah bentengku ketika aku dilelahkan oleh bermacam-macam mazhab.
وَاَنْتَ بَارِئُ خَلْقِي رَحْمَةً بِي وَقَدْ كُنْتَ عَنْ خَلْقِي غَنِيّاً، وَلَوْلاَ رَحْمَتُكَ لَكُنْتُ مِنَ الْهَالِكِينَ، وَاَنْتَ مُؤَيِّدِي بِالنَّصْرِ عَلى اَعْدَائِي وَلَوْلاَ نَصْرُكَ اِيَّايَ لَكُنْتُ مِنَ الْمَفْضُوحِينَ
Wa Anta bâiu khalqî rahmatanbî wa wa qad kuntu ‘an khalqî ghaniyyâ, wa law lâ rahmatuka lakuntu minal hâlikîn. Wa Anta muayyidî bin-nashri ‘alâ a’dâî, wa law lâ nashruka iyyâya lakuntu minal mafdhûhîn.
Engkaulah Yang Menciptakanku dengan kasih sayang-Mu, padahal Engkau tidak butuh menciptakanku. Kalau bukan karena kasih sayang-Mu, tentu aku tergolong pada orang-orang yang binasa.
Egkaulah bentengku dari musuh-musuhku dengan pertolongan-Mu. Kalau bukan karena pertolongan-Mu, tentu aku tergolong pada orang-orang yang dipermalukan.
يَا مُرْسِلَ الرَّحْمَةِ مِنْ مَعَادِنِهَا، وَمُنْشِىءَ الْبَرَكَةِ مِنْ مَوَاضِعِهَا، يَا مَنْ خَصَّ نَفْسَهُ بِالشُّمُوخِ وَالرِّفْعَةِ، فَاَوْلِيَاؤُهُ بِعِزِّهِ يَتَعَزَّزُونَ، وَيَا مَنْ وَضَعَتْ لَهُ الْمُلُوكُ نِيرَ الْمَذَلَّةِ عَلَى اَعْنَاقِهِمْ، فَهُمْ مِنْ سَطَوَاتِهِ خَائِفُونَ
Yâ Mursilar rahmati min ma’âdinihâ, wa Munsyial barakati min mawâdhi’ihâ, yâ Man khashsha nafsahu bisy-syumûkhi warrif’ah, fa-awliyâuhu bi’izzihi yata’azzazûn, way â Man wadha’at lahul mulûku nîral madzallati ‘alâa’nâqihim, fahum min sathwâtihi khâifûn.
Wahai Yang Mencurahkan rahmat dari khazanahnya, dan Mengalirkan keberkahan dari tempatnya. Wahai Yang Mengistimewakan diri-Nya dengan keagungan dan kemuliaan, sehingga dengan kemuliaan-Nya para kekasih-Nya menjadi mulia.
Wahai Yang kepada-Nya tunduk semua raja karena api kehinaan pada kuduk-kuduk mereka, sehingga dengan kekuasaan-Nya mereka ketakutan.
اَسْاَلُكَ بِكَيْنُونِيَّتِكَ الَّتِي اشْتَقَقْتَهَا مِنْ كِبْرِيَائِكَ، وَاَسْاَلُكَ بِكِبْرِيَائِكَ الَّتِى اشْتَقَقْتَهَا مِنْ عِزَّتِكَ، وَاَسْاَلُكَ بِعِزَّتِكَ الَّتِي اسْتَوَيْتَ بِهَا عَلَى عَرْشِكَ فَخَلَقْتَ بِهَا جَمِيعَ خَلْقِكَ فَهُمْ لَكَ مُذْعِنُونَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاَهْلِ بَيْتِهِ
As-aluka bikaynûniyyatikal latisytaqaqtahâ min kibriyâka, wa as-aluka bikibriyâikal latisytaqaqtahâ min ‘izzitika, wa as-aluka bi’izzatikal latistawayta bihâ ‘alâ ‘arsyika, fakhalaqta bihâ jamî’a khalqika, fahum laka mudz’inûn, an tushaliya ‘alâ Muhammadin wa ahli baytihi.
Aku memohon pada-Mu dengan keberadaan-Mu yang Kau ambil dari kebesaran-Mu
Aku memohon pada-Mu dengan kebesaran-Mu yang Kau ambil dari keagungan-Mu
Aku memohon pada-Mu dengan keagungan-Mu, yang denganya Kau tinggikan arasy-Mu, lalu dengannya Kau ciptakan semua makhluk-Mu, sehingga mereka tunduk pada-Mu, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan ahlul baitnya.
Kelima: membaca doa Ummu Dawud. Doa ini adalah amalan yang paling utama pada hari ini. Manfaatnya untuk mencapai hajat, menghilangkan penderitaan dan kezaliman orang-orang yang zalim.
Jika Anda ingin benar-benar merasakan manfaatnya, hendak diawali dengan berpuasa pada hari ke 13, 14 dan 15. Pada saat matahari tergelincir hari ini, lakukan shalat Zuhur dan Ashar, sempurnakan ruku’ dan sujudnya, lakukan di tempat yang sunyi dan tidak berbicara dengan siapapun. Kemudian lakukan shalat sunnah. Tetap dalam posisi menghadap ke kiblat, membaca surat Al-Fatihah (100 kali), Al-Ikhlash (100 kali) dan Ayat Kursi (10 kali). Kemudian membaca surat Al-An’am, surat Bani Israil, surat Al-Kahfi, surat Luqman, surat Yasin, surat Ash-Shaffat, surat Fushshilat, surat Asy-Syura, surat Ad-Dukhkhan, surat Al-Fath, surat Al-Waqi’ah, surat Al-Mulk, surat Nun, dan surat Idzas samau insyaqqat dan surat-surat sesudahnya. Setelah selesai membaca semua surat Al-Qur’an tersebut tetap dalam posisi menghadap kiblat, lalu bacalah doa Ummu Dawud.
(Mafatihul Jinan, bab 2, tentang amalan di bulan Rajab)
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Tentang Doa Ummu Dawud

Kisah ini diceritakan oleh Ibrahim bin Ubaidillah bin Fadhel bin Ula’ Al-Madani.
Ummu Dawud adalah Fatimah puteri Abdillah bin Ibrahim, saat itu usianya sangat tua. Ummu Dawud berkata: Abu Ad-Dawaniq telah membunuh Abdullah bin Hasan, yang sebelumnya ia juga membunuh kedua putera Abdullah yaitu Muhammad dan Ibrahim. Kemudian ia menangkap anakku Dawud bin Al-Husein di Madinah, bersama anak pamannya Al-Husein. Ia mengikatnya dengan rantai besi, lalu membawanya ke Irak.

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi melihat anakku dan tidak pernah mendengar beritanya, ia dipenjara di Irak. Aku sangat sedih, aku hanya bisa memohon kepada Allah dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Aku memohon kepada Allah swt agar anakku segera dibebaskan dari penjara. Aku juga minta tolong kepada saudara-saudaraku yang zuhud dan ahli ibadah untuk memohonkan kepada Allah agar aku segera dipertemukan dengan anakku sebelum kematian menjemputku. Mereka telah berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan harapanku.

Beberapa hari berikutnya aku mendengar berita bahwa anakku dibunuh. Sebagian orang memberitakan bahwa anakku dan anak pamannya akan digantung tiang gantungan. Aku sangat sedih, semakin hari semakin kurasakan besar musibahku. Aku merasa bahwa doaku tidak diijabah dan permohonanku tidak diperkenankan. Hatiku terasa sempit, umurku semakin tua, tulangku semakin ringkih, hampir-hampir aku merasa putus asa karena anakku, lemahnya tubuhku dan menuanya umurku.

Pada suatu hari aku mendatangi Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq (sa). Saat itu beliau sedang sakit. Setelah bertanya keadaannya dan mendoakannya, aku minta izin untuk pulang. Saat aku mau pulang beliau bertanya: “Wahai Ummu Dawud, bagaimana berita tentang Dawud, engkau telah menyusuiku bersamanya.” Maksudnya beliau saudara sesusu dengannya.

Mendengar pertanyaan dan pernyataannya aku menangis sambil berkata: Jadikan aku tebusanmu, Dawud dipenjara di Irak. Sejak itu aku tidak mendengar lagi beritanya, aku hampir putus asa. Aku ingin sekali berjumpa dengannya. Aku sangat merindukannya. Aku mohon engkau mendoakannya karena dia adalah saudaramu yang sesusu.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: Wahai Ummu Dawud, tahukah kamu tentang doa Istiftah, doa mustajabah, doa keselamatan. Dengan doa ini Allah Azza wa Jalla membukan pintu-pintu langit, para malaikat akan hadir untuk menyampaikan kabar gembira tentang ijabahnya doa. Inilah doa yang mustajabah, doa yang tak ada hijab dengan Allah azza wa jalla, orang yang membacanya akan mendapatkan pahala surga.
Fatimah (Ummu Dawud) bertanya: Wahai putera orang-orang suci, bagaimana cara aku mengamalkannya?

Beliau berkata: Wahai Ummu Dawud, sebentar lagi kita akan memasuki bulan yang mulia yaitu bulan Rajab, bulan yang penuh berkah, bulan yang besar kemuliaannya, di dalamnya doa didengar oleh Allah swt. Berpuasalah selama tiga hari di dalamnya, hari ke 13, 14, dan 15; inilah hari-hari biydh (purnama). Kemudian lakukan mandi sunnah pada hari Nishfu ketika matahari tergelincir; lalu lakukan shalat sunnah Zawal delapan rakaat (setiap dua rakaat salam) secara khusuk, sempurnakan rukuk dan sujudnya serta qunutnya. Pada rakaat pertama sesudah Fatihah membaca surat Al-Kafirun, rakaat kedua sesudah Fatihah membaca surat Al-Ikhlash (6 kali), pada rakaat berikutnya baca surat-surat pendek sesuai dengan yang kamu kehendaki. Selanjutnya lakukan shalat Zuhur, kemudian lakukan lagi shalat sunnah delapan rakaat, sempurnakan rukuk dan sujudnya serta qunutnya. Lakukan shalat ini di rumah yang bersih dan tempat yang bersih, pakailah wangi-wangian, karena para malaikat menyukainya.Usahakan tidak ada seorangpun memasukinya dan ngajak bicara denganmu, atau sisa waktunya isi dengan zikir dan amalan sunnah. Jika perlu catatlah amalan dan doa ini. Sesudah membaca doa ini, sujudlah sambil membaca doa: Allahumma laka sajadtu ..(selengkapnya doa ini ada di bagian akhir doa Ummu Dawud).

Usahakan matamu ikut bertasbih dengan tetesan air matamu. Karena hal itu menjadi tanda ijabahnya doa, terbukanya hati dan tercurahnya ibrah (pelajaran). Jagalah baik-baik apa yang telah aku ajarkan padamu, hati-hati jangan sampai jatuh pada tangan orang lain yang akan memanfaat doa ini untuk tujuan yang tidak benar. Karena doa ini adalah doa yang mulia, di dalamnya terdapat nama yang paling agung, yang jika berdoa dengannya, Allah akan mengijabah doanya dan memberi apa yang dimohonnya sekalipun langit dan bumi telah melebur, semua lautan telah menyatu dengan yang lain. Semuanya akan berada di antara kamu dan hajatmu. Dengan doa ini Allah azza wa jalla akan memberi kemudahan padamu untuk mencapai apa yang kamu inginkan, memberimu apa yang kamu harapkan, menunaikan hajatmu, dan menyampaikan kamu apa keinginanmu. Siapa saja, laki maupun perempuan, yang berdoa dengan doa ini ia akan diijabah doanya oleh Allah swt. Sekiranya semua jin dan manusia memusuhi anakmu, niscaya Allah melindungimu dari bahaya mereka, menjagamu dari kejahatan lisan mereka, dan menghinakan kuduk mereka, insya Allah.

Ummu Dawud berkata: Setelah aku mencatatnya aku pulang ke rumah. Ketika memasuki bulan Rajab, aku menunggu hari-hari itu. Aku berpuasa dan berdoa sebagaimana yang beliau perintahkan padaku. Sesudah melakukan shalat Maghrib dan Isya’, dan sesudah berbuka puasa, aku melakukan shalat-shalat sunnah sehingga larut malam. Lalu aku tidur. Dalam tidurku aku mimpi bershalawat kepada para malaikat, para nabi, para syuhada’, para abdal dan hamba-hamba Allah yang shaleh, dan aku bermimpi berjumpa dengan Rasulullah saw. Dalam mimpiku beliau berkata padaku: “Wahai puteriku, wahai Ummu Dawud, berbahagialah! Semua yang kamu inginkan agar saudara-saudaramu menjadi penolongmu dan pemberi syafaat untukmu, permohonan ampunan bagimu, semuanya membahagiakanmu, hajatmu telah tercapai. Berbahagialah dengan ampunan Allah dan ridha-Nya, kamu telah dibalas dengan kebaikan. Berbahagialah! Allah telah menjaga anakmu dan akan mengembalikannya padamu, insya Allah.”

Kemudian aku terbangun dari tidurku. Demi Allah, tidak lama kemudian nampaklah dari kejauhan seorang pengendara yang berlari kencang dari arah Irak. Setelah mendekat padaku ternyata dia adalah anakku Dawud.

Ia berkata padaku: Wahai ibuku, aku dipenjara di Irak dalam ruangan penjara yang sangat sempit. Aku tak punya harapan untuk dilepaskan dari penjara. Ketika tidur di malam nishfu Rajab aku bermimpi, melihat dunia merendah padaku sehingga aku melihatmu sedang melakukan shalat di sajadahmu dikelilingi oleh para tokoh, kepala mereka di langit dan kaki mereka di bumi. Mereka berpakaian warna hijau, mereka bertasbih di sekitarmu. Salah seorang dari mereka berwajah tampan seperti indahnya wajah Nabi saw, pakaiannya bersih, baunya harum, ucapannya lembut, beliau berkata padaku: Wahai putera seorang ibu yang sudah tua dan shalehah, berbahagialah! Doa ibumu telah diijabah oleh Allah azza wa jalla. Lalu aku terbangun. Tak lama kemudian di malam itu juga seorang utusan Abu Ad-Dawaniq mendatangiku, ia memerintahkan agar melepaskan rantai besiku, ia bersikap baik padaku, ia juga memerintahkan agar memberiku uang sepuluh ribu dirham, dan mengantarkan aku pada seorang yang mulia dan mempercepat perjalanannya. Sehingga sampailah aku di Madinah.

Ummu Dawud berkata: Aku segera membawa anakku ke rumah Abu Abdillah Ja’far Ash-Shadiq (sa). Setelah kuucapkan salam padanya aku ceriterakan tentang anakku. Kemudian beliau berkata: “Abu Ad-Dawaniq bermimpi Ali bin Abi Thalib (sa) berkata padanya: ‘Lepaskan cucuku; jika tidak, kamu akan dicampakkan ke neraka’. Dalam mimpinya ia melihat seakan di bawah kaki ada bara api, lalu ia terbangun dan terjatuh. Karena itulah ia membebaskanmu dari penjara.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 33-36)


    Blogger news

    Blogroll

    About