
18 November 2012

26 Oktober 2011

Mereka beredar di Langit lain, bukan di tujuh langit yang dikenal kita semua,
Mereka tetap ada dalam radiasi Cahaya Tuhan, tidak saling berhubungan maupun berpisah satu sama lain.
Siapa pun yang memperoleh keberuntungan dari Bintang-bintang ini, jiwanya ’kan tetap mampu menghalau dan menghabiskan orang-orang yang tak beriman.
Tuhan memercikkan Cahaya-Nya atas semua jiwa manusia, namun hanya orang yang dikaruniailah yang menyingsingkan lengan bajunya ’tuk menerimanya;
Dan, setelah memperoleh karunia cahaya itu, mereka memalingkan wajahnya dari segala kecuali Tuhan.
Begitulah yang berasal dari laut kembali ke laut: ia kembali ke tempat dari mana ia datang-
Dari gunung arus air deras mengalir, dari tubuh kita jiwa pun bergerak karena ilham cinta.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas.I 754.2
Membersihkan dunia dosa berkat rahmat Tuhan.
Lantas, setelah seluruh persediaannya habis, kebajikannya pun sirna,
Legam kena polusi dari yang bukan dirinya, segera
Kembali ia ke Sumber segala kesucian;
Setelah segar mandi, kembali ia ke bumi menyapu agi,
Menyeret jubah keluhuran cemerlang suci.
Air ini adalah Ruh Orang-orang suci,
Yang senantiasa memberi, sampai akhirnya papa,
Balsem Tuhan kepada jiwa yang menderita, kemudian kembali
Kepada Dia yang mencipta cahaya Surga paling murni.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. V, 200
15 Februari 2011
Ketika Rasulullah saw pergi, Abdullah bin Amr mengikuti orang itu dan ia berkata kepada orang itu, “Wahai fulan, aku sedang bertengkar dengan bapakku maka aku bersumpah tidak masuk ke rumah bapakku selama 3 hari. Jika engkau sudi menampungku selama 3 hari, maka aku ingin sekali bersamamu. Maka orang itu mempersilakan”.
Maka Abdullah bin Amr bercerita bahwa ia tinggal bersama orang yang dikatakan Rasulullah saw sebagai ahli surga, selama 3 malam. Aku ingin melihatnya, ternyata dia tidak pernah shalat malam, shalat tahajud, kecuali ketika dia berbalik dalam tidurnya ia selalu berdzikir kepada Allah dan bertakbir. Demikianlah sampai ia terjaga hanya untuk shalat shubuh saja. Kata Abdullah, “Aku tidak pernah mendengar perkataan jelek dari orang itu”.
Abdullah pun bercerita bahwa ketika selesai 3 malam, “Aku hampir merendahkan seluruh amal lelaki yang dijanjikan Rasulullah bakal masuk surga itu. Aku pun berkata kepadanya, “Hai abdullah (hamba Allah), sebenarnya antara bapak dan saya tidak ada perselisihan ataupun pertengkaran, tetapi sejujurnya aku hanya ingin tinggal di rumahmu saja, sebab Rasulullah berkali kali mengatakani bahwa kamu itu adalah calon ahli surga, maka aku ke rumahmu hanya sekedar ingin tahu apa yang engkau lakukan sehingga aku bisa mencontoh, tetapi aku tidak melihat engkau banyak beramal, tidur melulu. Apa yang membuat Rasulullah berkata demikian?”
Orang itu menjawab, “memang tidak ada amalanku yang menonjol, kecuali setiap aku tidur aku tidak pernah menyimpan rasa benci atau menipu orang lain, dan tidak pernah punya rasa hasad atas kebaikan yang telah Allah berikan atas orang itu”.
Abdullah berkata, “Itulah yang telah Allah berikan kepadamu dan inilah yang aku tidak mampu!”
ternyata salah satu kunci surga adalah membebaskan diri dari sifat benci, hasad atau keinginan menipu orang lain.
21 Oktober 2010
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku
Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
09 Mei 2010
Bau tak sedap langsung menyergap rombongan ketika turun dari bis. Kang Bachtiar yang merupakan penulis buku Wisatabumi Cekungan Bandung menjelaskan bahwa bau menyengat ini berasal dari akumulasi polusi yang mengotori citarum di hulu dan terakumulasi di Bendungan Saguling. Hal itu sangat berpengaruh pada penduduk yang hidup pada aliran Citarum. Itulah hasil dari danau ketidakpedulian manusia pada lingkungannya papar Kang Bachtiar.
Di etape Kedua kami disuguhi atraksi alam yang indah dan asri, sungai citarum yang di daerah hulu penuh dengan polusi, menemukan kembali kejelitaannya di sisa Citarum Purba. dan jadilah Citarum yang tersisa itu menjadi laboratorium alam bagi para geolog.
sungai yang indah, dipenuhi batu-batu nan besar semakin menambah kemegahan Citarum. dan begitulah kisah citarum mengalir deras dari mulut Kang Bach.
Perjalanan Jajal Geotrek Sendiri merupakan Jajal Geotrek yang pertama buat saya. sejak membeli bukunya hampir setahun lalu, ada keinginan untuk melihat secara langsung lokasi-lokasi yang disebutkan dalam buku. Alhamdulillah, dalam geotrek ini saya melihat secara langsung fenomena-fenomena alam di Citarum, dan luar biasa, batu-batu yang biasanya bisu akhirnya berbicara lewat dua interpreter handal, Pak Budi dan Kang Bachtiar. Di tangan mereka batu yang keras dan bisu akhinya menceritakan perjalanan panjangnya ribuan tahun lalu. Kata Kang Bach memang hanya orang suci yang bisa mendengarkannya.
Walau perja
sayang kalau link ini dilewatkan:
Cry Me a River: Catatan dari Jajal Geotrek IV
Jajal Geotrek 4
Jajal Geotrek IV : Misteri bobolnya danau Bandung purba
Amazing Citarum di Jajal Geotrek
01 Maret 2010
hasil jalan-jalan di selayar. salah satu sekolah yang kami dirikan dan sekarang berkembang dengan pesat.
Wisata bahari bisa jadi pilihan utama untuk mengunjungi pulau ini. pantai berpasir putih dan bersih bisa jadi bahan pertimbangan jika kita ingin menikmati suasana pantai khas indonesia.
link :
http://www.selayar.go.id/v2/instansi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Selayar