Tampilkan postingan dengan label haji. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label haji. Tampilkan semua postingan

23 Februari 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Halalkah Gaji Saya?

“Saya tidak mau berangkat ibadah ke tanah suci dari uang orang itu. Banyak orang menceritakan kepada saya. Kalau 1 orang, mungkin saya masih kurang percaya. Ini ada 5 orang , ceritanya sama semua. Orang yang mau memberangkatkan saya ternyata seorang rentenir , Mas. Dia kerja sama orang kaya yang senang memeras orang dengan meminjamkan uang. Bunganya besar. Nanti kalau yang meminjam tidak bisa bayar, setiap hari bunga makin bertambah. Bunga berbunga. Saya tidak mau celaka di tanah suci, Mas” Potongan dialog dalam  artikel berjudul Pak Didik, Penjual Empal Gentong Menolak Umroh Gratis, serta merta menyeret ingatan saya padapemuda Cecep yang pernah saya ceritakan di K dan juga blog saya.
Cecep bekerja di sebuah cafe di Bandung, sebuah tempat yang menurut Cecep sendiri menjual barang-barang haram. Dia mendapatkan gaji bulanan dan bonus dari hasil menjual barang-barang itu. Kondisi itu membuatnya serba salah. Kalau diterima berarti dia menerima gaji dari hasil jualan barang haram. Di sisi lain kalau tak diterima dia sangat membutuhkan uang gajinya tersebut. Baginya itu adalah dilema.
Setelah dia menceritakan detil-detil pekerjaannya, dia mengejar saya dengan pertanyaan “Halalkah gaji saya?”. Menjawabnya  adalah dilema. Saya pun tak menjawab pertanyaannya. Kepadanya saya hanya mengatakan “terus saja bekerja di situ sampai kamu mendapat pekerjaan yang lebih baik, pergunakan uangnya sebaik-baiknya “.
Sambil menjawab saya berharap dia mendapat pekerjaan yang baik yang tak bertolak belakang dengan nuraninya.  Saya bersyukur dipertemukan dengan Cecep (dan juga membaca artikel Pak Didik), seorang pemuda yang peduli dengan uang yang diterimanya.  Setiap ingat dirinya saya diingatkan untuk dapat memberi rezki kepada keluarga dari jalan yang halal.
Salam

19 Februari 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Pintu Jibril di Mesjid Nabawi

Bab Jibril dari arah dalam
Di Madinah, selain Babussalam, tempat masuk yang paling saya sukai adalah Bab (Pintu) Jibril. Boleh jadi Bab Jibril ini (juga Bab Nisa) merupakan pintu pavorit.Kalau dari Babussalam, untuk bisa ke raudhah harus kembali keluar dan memutar lagi masuk ke bab Jibril dan bab Nisa. ruginya adalah kalau dua pintu itu juga pas kebagian ditutup maka harus memutar lagi ke bab Rahmat atau bab Umar bin Khattab.

Pintu ini berjajar bersebelahan dengan bab Nisa dan bab Baqi. Menghadap langsung ke pemakaman Baqi Al Gharqad. Posisinya itu pula yang membuat saya mudah kalau mau langsung berziarah ke Baqi.

Menurut beberapa keterangan yang pernah saya baca duluuu sekali, dinamakan bab Jibril karena di situlah tempat malaikat menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw. Menurut penjelasan guru saya, beberapa langkah dari pintu gerbang itu ada tempat yang disebut dengan maqam jibril. di tempat itulah Malaikat Jibril berdiri dan berbicara kepada Rasulullah. Karena itulah setiap kali ke Madinah dan berziarah ke Rasulullah, saya berusaha untuk bisa shalat di tempat itu (juga di tempat-tempat yang mustajab lainnya). Pernah saya dengar juga, Abu Sangkan penulis buku Shalat Khusyu sering menyempatkan shalat di tempat itu. Menurutnya, shalat di tempat itu aliran energinya sangat dahsyat.

Pintu ini disebut juga dengan nama bab janaiz dan bab jabr. disebut bab Janaiz karena dulu jenazah yang akan dishalatkan di mesjid nabawi keluar dan masuk dari pintu ini. Adapun penamaan bab jabr karena kematian akan memisahankan mayit dengan handai tolannya.

14 Februari 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Mereka yang diundang Tuhan (2) Kisah Adrian

Pemuda kedua yang ingin saya ceritakan bernama Adrian. sebagaimana telah saya tulis dalam bagian pertama seri mereka yang diundang tuhan ini, bahwa Adrian dengan Cecep bekerja di karaoke yang sama. Hidupnya pun tak begitu jauh beda. Sebelas dua belas lah.Yang membuat sama dan menarik adalah ketika niat mereka mendapat hadiah langsung dari Allah.

Ketika umroh dia adalah seorang muallaf, baru masuk islam (Secara pribadi saya memperkirakan bahwa dia sudah lama mengaku muslim tapi masih muslim label saja. Mungkin saja -ini asumsi saya saja- dia sudah muslim tapi tak mengerjakan kewajiban-kewajiban muslimnya dan malahan suka mabuk. Sebab jika bukan muslim maka dia tak akan masuk dalam undian umroh). Pokonya begitulah ceritanya.

Dia sendiri sudah jengah dengan kehidupannya yang tak baik, sampai pada puncaknya dia betul-betul bersumpah untuk menjadi seorang muslim yang baik. bener-bener muslim bukan sekedar label saja. Hal itu diniatkan sehari sebelum pengundian umroh dilakukan

Allah sepertinya sengaja mengundangnya. Beberapa jam saja setelah dia betul-betul menetapkan hati menjadi seorang muslim yang baik dia mendapat undangan umroh. Dari hasil undian di tempatnya bekerja, namanya keluar sebagai karyawan yang diberangkatkan umroh.
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Mereka yang diundang Tuhan (1) Kisah Cecep

Dalam umroh kemarin (04-14 Februari 2014) saya dipertemukan dengan dua pemuda dengan pengalaman spiritual menarik.

Dua pemuda ini memang menarik. umurnya sekitar 20-23 tahunan. Bekerja di tempat karaoke yang sama. Dua duanya punya pengalaman menarik mengapa mereka bisa umroh.

Pemuda pertama bernama Cecep, hidup dalam keluarga yang tak harmonis. Dia sendiri menyebut kehidupan keluarga ibu dan bapaknya adala sebuah tragedi. Bapaknya menduakan ibunya dan lebih memilih seorang wanita non muslim. Ibunya tak menerima dan meminta cerai. Dari pernikahan bapaknya Cecep punya dua orang adik. Sayang hubungan Cecep dengan keluarga baru bapaknya tak begitu baik ketika ibu bapaknya memutuskan bercerai. Ibunya memutuskan untuk pindah ke Banjaran. Di sana ibunya memulai hidup dari awal dan bekerja keras membanting tulang.

Dari kehidupan yang tak begitu membahagiakan membuat Cecep seperti kehilangan pegangan. Hidupnya dipenuhi dengan hura-hura, nongkrong dan mabuk-mabukan. terlebih setelah dia bekerja di karaoke. Makin menjadilah ulahnya. 

Bertahun-tahun lamanya hidup seperti itu membosankan dirinya. Mulailah dia bertekad memperbaiki dirinya. Namun halangan besar datang dari teman-temannya yang selalu mengajak mabuk. Dia akhirnya mencari alasan. Kepada teman-temannya Cecep selalu mengaku lagi puasa kala diajak mabuk. Untuk sementara langkahnya berhasil. Namun toh tak akan bisa selalu puasa. Saat tak sedang puasa, dia masih terbawa oleh ajakan teman-temannya. Namun hatinya memberontak. Antara keinginan memperbaiki diri dengan mengikuti ajakan teman-temannya.

Cecep mencoba terus bertahan dan berdoa agar diberi pertolongan oleh Allah, Rabbul Izzah. Saat itu dari kantor sudah ada rumor akan ada dua karyawan yang akan diberangkatkan umroh berdasar undian. Seperti orang lain, Cecep tentu saja berharap bisa umroh walau pesimis bahwa orang sekotor dirinya akan bisa mendapat undangan dari Nabi terkasih berziarah kepadanya dan mengunjungi baitullah. Di selipan keraguannya, Cecep sempat bernazar akan berpuasa selama di Madinah dan Mekah jika bisa mendapatkan undian itu.

Nazarnya terdengar sampai ke arasy Ilahi. Undian pertama jatuh atas namanya. Udangan lainnya jatuh pada temannya bernama Adrian. Sungguh dia tak bisa mempercayainya. Tuhan Mengundangnya? Ya, rupanya Tuhan menginginkan agar Cecep menggenapkan nazarnya. Dia mengundangnya untuk berziarah kepada Rasulullah dan Baitullah. Selama di Madinah dan Mekah, Cecep selalu puasa menepati janji yang dia buat kepada Allah. 

Suatu pagi di Mekah, dia berkata, "saya sudah mantap untuk terus menjadi baik" lalu dia bercerita perjalanan mendaki Gunung Cahaya. "Di Gua Hira Jabal Nur tempat Rasulullah menyepi saya mendapat sesuatu yang saya cari" katanya. "Dapat apa?" tanya saya. "Selain ketenangan, saya mendapat sesuatu yang hanya akan menjadi milik saya" katanya enggan bercerita. ". "dapat apa sih?" desakku. "Ndak akan saya ceritakan" katanya. "Biar jadi pengalaman batin saya saja. Pokoknya saya sudah mantap". Saya tak berusaha mengejarnya. 










22 November 2013

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Ada 12 Imam Syiah di Mesjid Nabawi

4 Khulafaur Rasyidin dan 12 Imam Syiah
Jika anda melaksanakan ibadah haji atau umroh, saat di mesjid Nabawi cobalah tengok nama-nama yang tertulis di dalam masjid, tepatnya di tempat yang ada payung. Ruangan terbuka yang di sisi-sisinya tertulis nama para sahabat, tabiin, dan tabiit tabiin.

Yang namanya tertulis di situ tentu saja orang-orang penting dan mempunyai peran dalam perkembangan islam. Ada 4 khulafaurrasyidin, ada empat imam madzhab fiqih sunni dan ada 12 nama Imam Syiah.
Imam Syiah namanya tertulis di mesjid Nabi? ya kenyataannya seperti itu.

Di antara nama imam syiah, nama Imam Ja'far Shadiq mungkin lebih dikenal -selain Imam Ali, Hasan dan Husein- di kalangan Sunni. Selain karena penamaan madzhab syiah juga sering disebut madzhab Ja'fari, beberapa imam sunni juga pernah belajar kepada beliau. Imam Abu Hanifah misalnya pernah mengatakan bahwa kalau tidak belajar kepada Imam Ja'far selama 2 tahun maka celakalah Nu'man. Selain Abu Hanifah, Imam Malik juga belajar kepada Imam Ja'far.

15 Juni 2013

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Syarat Pengurusan Pasport Jemaah Haji secara Online



  1. Persyaratan permohonan Paspor Biasa untuk pengajuan pertama kali terdiri atas:
    1. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku;
    2. Kartu Keluarga (KK);
    3. Akte/Surat kelahiran atau surat nikah atau ijazah atau surat keterangan Kepala Kantor Kementerian Agama di provinsi/kabupaten/kota setempat dan Direktorat Pelayanan Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang berisi identitas Jemaah haji; dan
    4. Surat rekomendasi Kepala Kantor kementerian Agama di Kabupaten/Kota setempat.

17 Mei 2013

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Pengurusan Jenazah Jemaah Haji

Pekuburan Tsurayya - Mekah

Bagaimana mengurus jemaah haji yang meninggal saat di Mekah dan Madinah? Saya punya pengalaman mengurus jemaah yang meninggal pada tahun 2008. Semoga pengalaman ini bermanfaat.

Pengurusannya sebetulnya sangat simpel. Yang pertama harus dilakukan adalah lapor kepada ketua kloter. Ketua kloter akan mengecek jemaah ditemani oleh dokter, untuk memastikan dan mencatat sebab-sebab kematian jemaah.

Setelah lapor ketua kloter, tinggal menunggu saja, karena ketua kloter akan melaporkan ke Maktab dan Daker (daerah kerja). Setelah, pihak maktab mendapat laporan, biasanya mereka akan melihat langsung kondisi mayat. Jika pihak maktab telah melihat jenazah,  barulah mereka akan menghubungi pihak penyelenggara pemulasaraan jenazah. Pihak pemulasara jenazah inilah yang akan mengurus jenazah hingga penguburan. Pemulasaraan jenazah yang dilakukan oleh yayasan-yayasan swasta ini bersifat gratis.  Kalaupun mau mengeluarkan uang hendaknya dimasukan ke dalam kotak infak yang ada di kantor yayasan atau mengirim lewat rekening.  Besar kemungkinan petugas pemakaman akan meminta uang bakhsyis (uang tip) yang bisa diberi seikhlasnya.

Saat jenazah diserahkan, petugas dari yayasan akan menawarkan apakah jenazah minta dishalatkan di Haram (sebutan untuk Mesjidil Haram atau Mesjid Nabawi) atau tidak. Jika ingin dishalatkan di Haram, maka perlu ada orang yang menyertainya minimal 2 orang. Jika tidak ingin dishalatkan di Haram, maka keluarga bisa menyertainya ke tempat pemandian atau menyerahkan sepenuhnya kepada petugas. Sekedar tambahan informasi, para wanita tak diperbolehkan ikut ke tempat pemandian jenazah (apalagi ke kubur). Oleh karena para wanita harus sudah berpisah secara total di maktab tempat menginap.
Jenazah akan dibawa dulu ke tempat registrasi kubur. semacam reservasi tempat penguburan. Di Mekah ada dua kuburan yang biasa dipakai untuk jemaah haji, Ma’la dan Tsurayya. Setela itu barulah jenazah dibawa ke tempat pemandian.

Tempat pemandiannya sudah sangat bagus dan modern. Sayang keluarga dan pengantar tak diperbolehkan masuk dan ikut memandikan. Jadi saya menunggu di ruang tamu. Di ruang tamu, disediakan makanan ringan dan minuman dingin atau hangat. Tak perlu khawatir kelaparan atau kehausan ketika menanti proses pemandian jenazah.

Jenazah yang tidak akan dishalatkan di Haram akan di bawa ke mesjid sebelah pemandian dan dishalatkan di sana, lalu dibawa langsung ke pekuburan. Bagi jenazah yang akan dishalatkan di Haram pihak keluarga atau pendamping akan dipanggil dan didata untuk memastikan kesiapannya.

Setelah proses pemandian selesai dan jenazah dimasukan ke ambulan, keluarga dan pendamping dipanggil dan dikenalkan pada supir ambulan. Setelah mendapat surat keterangan untuk masuk ke Haram, maka rombongan kami pergi ke Haram. Surat pengantar itu sangat penting. jangan harap bisa masuk ke Haram sambil membawa jenazah tanpa surat jalan tersebut.
Tempat mamandikan mayat

Jangan khawatir tak bisa membawa keranda karena berdua, karena jemaah haji yang lain akan segera membantu begitu melihat ada keranda mayat. Ternyata itu juga trik untuk masuk ke wilayah Haram yang pada waktu shalat sudah sangat padat.

Jenazah diarahkan ke Pintu Ismail, pintu di belakang bukit Shafa. Di sana sudah ada petugas yang meminta saya menunjukan surat jalan. setelah melihat surat jalan itu, jenazah dipersilahkan masuk dan ditempatkan di bawah tempat azan. ternyata di sana sudah ada beberapa jenazah berjajar.

Selesai shalat wajib, imam akan mengatakan “as shalatu ala amwat” yang menandakan komando untuk melaksanakan shalat jenazah. Sebaiknya ikuti saja shalat-shalat jenazah yang dilakukan setelah selesai shalat wajib. Setelah pelaksanaan shalat mayat, jenazah harus dibawa lagi ke ambulan. Di sinipun jemaah haji berebut menggotong keranda hingga ke ambulan. Barulah ambulan bergerak ke tempat pemakaman.

Di pemakampun sudah ada pekerja-pekerja yang bertugas. Jenazah yang saya bawa mendapat jatah pekuburan Tsurayya. Menjelang Isya saya menurunkan jenazah ke dalam kubur.

Saya pernah mendapat info bahwa kuburan di Saudi itu seperti kuburan massal. artinya satu lubang kubur bisa diisi beberapa jemaah. Semenjak di Haram, saya berdoa agar mendapat kubur yang masih kosong. Pasti gemetar juga pas turun ke lubang kubur dan menginjak jenazah-jenazah yang sudah dikubur duluan. Takut pas keinjak ada yang teriak. Alhamdulillah dapat kubur yang masih kosong.

Kuburannya memang sudah permanen. Sebuah lubang yang dibeton dan dasarnya pasir. Wajar saja kalau satu lubang diisi beberapa jenazah. Karena lubang itu bisa diisi lebih dari 10 jenazah. Masih menurut kabar burung, jenazah-jenazah yang dikubur di Ma’la atau Tsurayya, akan digali lagi dan dipindahkan ke tempat lain. Sehingga kuburan itu bisa dipakai lagi untuk jemaah haji tahun depannya.

Ringkasan Langkah Pengurusan Jenazah Jemaah Haji 
1. Lapor ke ketua Kloter.
2. Ketua Kloter bersama Pihak Maktab akan mengecek jenazah.
3. Maktab lapor ke yayasan pemulasaraan jenazah.
4. Jenazah akan dibawa dan didaftarkan ke pekuburan.
5. Jenazah akan dibawa ke tempat pemandian.
6. Setelah dimandikan jenazah akan dishalatkan di masjid terdekat dan kemudian dibawa ke pemakaman.

Jika jenazah ingin dishalatkan di Haram
7. diantar minimal dua orang.
8. Pengantar akan mendapat surat masuk ke dalam lokasi mesjir
9. Jenazah akan diantar ke Haram dan pengantar harus mengangkat keranda dan membawa jenazah.
10. Bawa ke pintu Ismail dan serahkan surat pengantar.
11. jenazah diletakan di tempat yang tersedia dan dishalatkan
12. setelah shalat, jenazah dibawa ke ambulan lagi dan langsung menuju pemakaman.
13. petugas pemakaman telah siap dan jenazah dikuburkan.

16 Januari 2009

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Naik Ojeg bisa meningkatkan imanmu




Apa yang bisa meningkatkan keimanan kita? Jika anda di Mekah, akan saya jawab : naiklah ojeg, maka keimanan anda akan meningkat. Apa sebab? Ya. Karena cara menjalankannya luar biasa serampangan. Asal (menurut saya) maju dengan kecepatan tinggi. Semasih ada celah untuk masuk, motor akan terus melaju. Dia hanya akan berhenti ketika tidak ada celah masuk sama sekali atau sudah sampai tujuan. Ojeg Indonesia mah lewat. Cara menjalankan seperti itulah yang akan membuat kita istighfar terus terusan sampai kaki kita menginjak bumi kembali.

Keberadaan ojeg ini sendiri saya pikir baru dua tahunan ini saja. Karena tahun 2006 saya haji tidak menemukan ojeg semacam ini. Mungkin orang Mekah juga mulai berpikir menambang uang dari jemaah haji yang luar biasa banyaknya. Yang biasa mangkal di daerah depan Harampun cukup banyak.

Berbicara tentang penghasilan. Sebutlah Muhammad bisa mendapatkan 100-hingga 300 real dalam semalam. Pendapatan ini akan meningkat pada tanggal 10-14 dzulhijjah. Saat itu memang padat-padatnya orang dan kendaraan. Pokoknya dijamin macet. Solusi paling mudah jika ingin cepat sampai tujuan adalah ojeg-ojeg ini, tapi dengan harga yang mencekik dompet. Bisa naik berlipat-lipat. Bayangkan saja, pada tanggal itu, mobil yang biasanya Cuma 15 real ke daerah aziziah ada yang minta sampai 100 real. Minimalnya 50 real.

Akhirnya malam tanggal 14 dzulhijjah ketika saya punya janji dengan seorang teman di Aziziah, saya dapat karunia naik ojeg Mekah dengan harga 35 REAL !!!. (kalau dikurs ke 3000 rupiah maka saya membayarnya 105.000 RUPIAH!!!) padahal jaraknya Cuma 6 km-an.

Demi janji dan karena sudah capek nawar taksi yang mau 25 real, kesempatan naik ojeg gila pun saya pergunakan. Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, selama naik ojek itu saya ucapkan. Seakan mewakili suara duniawi saya, gusti saya ndak mau mati naik ojek di Mekah. Sekali waktu kami berpapasan dengan mobil container yang besar dan di samping ada bis yang juga melaju kencang. Hanya ada celah kecil. Menurut saya ndak mungkin lewat. Tapi…. Wush…. Ojeg itu melaju kencang serasa tanpa dosa. Hanya jarak beberapa centi antara kulitku dan dua mobil besar itu. Mata saya tutup, hati deg-degan menciut luar biasa, lutut gemetaran. Sampai turun di Mesjid bin Baz tidak habis istigfar dan gemetarku.

Nah kawan, jika anda di Mekah dan ingin “meningkatkan” kualitas iman, naiklah ojeg.

24 Juni 2007

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Ya Rasulallah




Foto kubur Nabi, Kubur ma'la, Kubur sy Khadijah, Tempat lahir Rasulullah
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Bertengkar karena Ka'bah

    aneh memang, bertengkar karena Ka'bah. bagaimana bisa? bisa saja. saya buktinya
    ceritanya begini. di satu jongko di Pasar Seng, tempat paling terkenal di Mekah setelah Mesjidil Haram dan tempat pavorit jemaah haji untuk belanja, saya memang sedang mencari oleh-oleh yang murah untuk sanak saudara di Indonesia. suasana tidak terlalu rame, karena sebagian jemaah sudah pada pulang. kami biasanya mengambil rombongan kedua, kloter terakhir sehingga datang dekat dengan waktu pelaksaan ibadah dan pulang setelah sebagian besar jemaah haji Indonesia pada pulang. sistem ini punya keuntungan sendiri. pertama ketika datang jemaah masih dalam keadaan fit dan sehat untuk melaksanakan ibadah yang wajib yaitu ARMINA (Arafah, Muzdalifah dan Mina). kedua, kami bisa mendapat kesempatan untuk menikmati Mesjidil Haram, karena sebagian besar jemaah sudah pulang. ketiga, harga-harga di pasar sudah harga banting.
    Nah kesempatan ketiga inilah yang coba saya pergunakan. maklumlah saya tidak banyak uang untuk membeli banyak barang. maka sore itu setelah shalat ashar di Mesjidil Haram saya melaksanakan tawaf di Pasar Seng. tentunya tawaf ini tidak pernah dianjurkan oleh Nabi atau ulama manapun. itu hanya
guyonan para jemaah haji untuk menyebut shoping di Pasar seng dengan sebutan tawaf.
    celingak celinguk, melihat ke kiri dan ke kanan, mencari barang yang dirasa cocok. biasanya saya cari jongko yang rada sepi, dijaga oleh orang yang kelihatannya ramah. saya malas jika harus berdesak-desakan di satu jongko dengan sesama sebangsa
atau bangsa lain.
    berlabuhlah hati saya ke sebuah jongko di dekat hotel Hilton. orangnya ramah, lembut dan baik hati (kelihatannya). saya melihat-lihat barang yang dipajang. mulai dari jam tangan, gantungan kunci dan serbaneka perental-perentil barang yang dipajang seadanya. sebetulnya barang-barang itupun bisa didapat di
indonesia. tapi entah kenapa kita lebih senang memberati koper kita dengan barang dari Mekah.
    Ketika mengumpulkan barang yang akan saya beli, Si penunggu dengan bangga berkata "Mekah ini dimuliakan karena Ka'bah. Ka'bah lebih mulia dari apapun yang ada di dunia. oleh karena itu kalian datang ke sini untuk berziarah ke sini"
    Spontan saja saya bilang "saya lebih suka berziarah ke Madinah. Di sana Ada R
asulullah. Rasulullah lebih mulia dari makhluk manapun, bahkan Ka'bah sekalipun"
    "tidak, Ka'bah lebih mulia dari apapun dan Rasulullah sudah mati" dia menukas dengan nada mulai meninggi. tidak begitu mengherangkan buat saya mendengar pandangan orang saudi yang menganggap Rasulullah sudah Mati. yang membuat saya tidak mau terima adalah ucapannya terhadap Rasulullah dengan kata qad maat (sudah mati)  bukan dengan kata lain yang lebih layak, misalnya saja menggunakan kata wafat yang menurut saya lebih sopan.
    "tidak, Rasulullah tidak mati, dia hidup, dia lebih mulia dari makhluk apapun dan Ka'bah hanyalah tumpukan batu" tukas saya.
    Rupanya dia tidak menerima kata-kata saya. dia segera turun dari jongkonya dan mendekat dengan tergesa-gesa. mengambil semua barang di tangan saya dan mendorong saya dengan kasar sambil berkata "pergi, pergi, ente orang musyrik, kafir, zindiq..." dan berbagai kata-kata yang tidak ingin saya dengar.
  Sayapun tak ingin memperpanjang masalah dengan meladeni orang tersebut. daripada dicecar berbagai pertanyaan oleh askar saudi yang fanatik lebih baik segera menghilang dari peredaran.
  saya segera pergi dengan diiringi pandangan mata orang-rang di sekitar saya. dari pandangan itu saya paham mereka kebingungan kenapa saya dimaki-maki oleh penunggu warung itu. ma fi musykilah lah, yang penting bagi saya Rasulullah lebih mulia dari makhluk manapun, bahkan Ka'bah.

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Akhirul Kalam

Ini cerita tentang haji di tahun 2006. ini adalah perjalanan haji saya yang ke 3. haji pertama saya lakukan ketika studi di Iran, haji kedua tahun 2004 dan haji ke tiga tahun 2006. banyak orang menyarankan kalau haji itu cukup satu kali saja. namun kerinduan akan baitulllah dan Rasulullah selalu menyedot hati para alumni haji. bahkan bagi sebagian orang, kerinduan orang yang sudah melaksanakan haji dua kali lebih besar dibandingkan yang akan berangkat. awalnya sih tidak begitu percaya tapi seperti itulah adanya.
pada tahun 2006 ini saya mendampingi Bapak KH. Muchtar Adam yang membawa jemaah sebanyak 53 orang. Jumlah yang sangat banyak bagi saya. terlebih jika melihat karakter masing-masing yang unik dan satu sama lain berbeda. perbedaan karakter inilah yang biasanya menyebabkan pertengkaran para jemaah haji. oleh karena itu setiap jemaah sudah diingatkan sejak di Indonesia untuk saling lapang hati terhadap saudaranya.
Nah, diantara jemaah tersebutlah seorang ustad yang ahli dalam bidang seni baca Al Qur'an dan Qiraah Sab'ah. keberadaan beliau sangat membantu program Babussalam dalam membina para haji untuk membaca Al Qur'an.
setiap hari beliau mengadakan program tadarusan bagi jemaah yang hendak melancarkan bacaan Al Qur'annya. ternyata yang ikut program itu bukan hanya dari rombongan Babussalam. dari rombongan lainpun banyak yang mengikuti. sehingga beliau ini termasuk jemaah yang cukup dikenal jemaah lain.
Sebagai ustad beliau juga dipercaya oleh jemaah dalam urusan tawar menawar. Perlu diketahui bahwa jemaah indonesia termasuk jemaah yang royal dalam berbelanja tapi juga sering dicap pelit oleh pedagang di Saudi. Dulu tidak ada istilah tawar menawar dalam jual beli di saudi. jika mereka sudah mengatakan satu harga, maka tidak ada lagi jalan untuk  menawar. tapi rupanya pembeli dari indonesia dengan gaya tawar menawarnya yang dahsyat memberikan warna baru di Pasar Seng atau tempat-tempat belanja lainnya. saat ini kegiatan tawar menawar sudah merupakan hal yang lumrah di sana.
kebiasaan orang saudi jika harga sudah betul-betul mentok akan mengatakan akhir kalam (harga akhir). jika pedagang sudah mengatakan seperti itu sebaiknya tidak usah menawar lagi. jika anda berkenan silahkan ambil jika tidak jangan menawar lagi. lebih baik tinggalkan saja.
Dalam kegiatan tawar menawar inilah kepercayaan diberikan kepada ustad tersebut. Khalas, Akhirul Kalam khamsah riyal atau asyrah riyal demikian dia berucap setiap kali menawar. kata-kata itu diucapkan setiap disuruh menawar. karena seringya dia mengatakan hal itu sampai sampai teman-temannya menggelarinya dengan Haji Akhirul Kalam.

    Blogger news

    Blogroll

    About