19 Desember 2007

Sudah saatnya mengorbankan hawa nafsu

Khutbah Iedul Adha 1428 H
Di mesjid Al Hikmah
Jl. Sampang Antapani Bandung

Sidang ied yang berbahagia

Iedul adha atau iedul qurban tahun ini bertepatan dengan sedang terpuruknya bangsa ini ke dalam jurang kehancuran. Kalaulah setiap komponen bangsa ini enggan membuka sanubarinya maka bangsa ini akan hancur berantakan, terpecah-belah berkeping-keping. Kita menyaksikan telah tumbuh rasa tak tahu malu dalam diri para pemimpin bangsa, nafsu serakah, tama’ dan rakus kepada kekuasaan telah menutupi kelemahan dan ketidak mampuannya mengelola dan mengurus bangsa ini.

Iedul Haj saat ini sangat tepat sekali karena kita dapat memperoleh hikmah dari hari raya terbesar ini.

Hikmah yang dapat kita peroleh ialah : Bahwa cita-cita yang luhur dan tinggi tidak akan dapat diperoleh tanpa pengorbanan, baik pengorbanan materi terlebih pengorbanan non materi.

Lihat, perhatikan dan pelajari pengorbanan Nabi Ibrahim as, pengorbanan Siti Hajar, dan juga pengorbanan Ismail as, tiga tokoh sejarah ini erat hubungannya dengan haji. Tiga pendekar kemanusiaan ini erat hubungannya dengan iedul adhha.

Cita-cita luhur mereka, kemuliaan yang mereka harapkan, kesejahteraan yang mereka cita-citakan tidak muncul begitu saja, seperti membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan kesungguhan perjuangan dan jihad fi sabilillah, berjuang pada jalan Allah, pada rel yang diridhoi oleh Allah swt. Allah berfirman :

Dan orang-orang yang berjihad pada jalan Kami niscaya Kami akan memberinya petunjuk jalan menuju kerelaan Kami dan Allah bersama orang-orang yang Muhsin” (qs. 29:69)

Hikmah kedua yang bisa kita petik bahwa iedul adha sebenarnya adalah upaya membunuh nafsu hewani manusia, Sehingga setelah berkorban mereka korbankan juga nafsu hewaninya dan mereka keluar sebagai manusia bukan sebagai binatang. Oleh karena itu jika setelah hari raya ini masih ada manusia berjiwa hewan maka tandanya dia belum mendapatkan hikmah ied ini. Jika kita masih senang membunuh satu sama lain, tandanya kita belum berani mengorbankan nafsu hewani kita, dan kita masih akan terpuruk pada kehancuran demi kehancuran.

Allahu akbar 2x Walillahil hamd

Sidang ied yang berbahagia,

Kita mungkin sudah pernah mendengar sabda Rasulullah saw. tentang rumah yang tidak dimasuki malaikat, Rasulullah bersabda: “ Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)" [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah]

Ada berbagai penafsiran terhadap hadits ini, pertama saya akan mengungkapkan penafsiran para fuqaha, para ahli hukum fikih.

Ibnu Hajar berkata : "Ungkapan malaikat tidak akan memasuki...." menunjukkan malaikat secara umum (malaikat rahmat, malaikat hafazah, dan malaikat lainnya)". Tetapi, pendapat lain mengatakan : "Kecuali malaikat penjaga, mereka tetap memasuki rumah setiap orang karena tugas mereka adalah mendampingi manusia sehingga tidak pernah berpisah sedetikpun dengan manusia. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya.

Sementara itu, yang dimaksud dengan ungkapan rumah pada hadits di atas adalah tempat tinggal seseorang, baik berupa rumah, gubuk, tenda, dan sejenisnya. Sedangkan ungkapan anjing pada hadits tersebut mencakup semua jenis anjing. Imam Qurthubi berkata : "Telah terjadi ikhtilaf di antara para ulama tentang sebab-sebabnya malaikat rahmat tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing. Sebagian ulama mengatakan karena anjing itu najis, yang lain mengatakan bahwa ada anjing yang diserupai oleh setan, sedangkan yang lainnya mengatakan karena di tubuh anjing menempel najis.”

Lalu apa yang dimaksud dengan patung? Para ulamapun berbeda pendapat. Ulama Saudi, misalnya yang mengharamkan segala jenis patung yang memiliki nyawa secara mutlak, termasuk boneka-boneka binatang yang mungkin saja banyak terdapat di rumah-rumah kita.

Sementara ulama lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan patung itu bukan sembarang patung, tapi patung yang dijadikan sesembahan oleh manusia. Tapi kalau tidak dijadikan sembahan, maka tidak menjadi penyebab keengganan malaikat masuk ke satu rumah.

Allahu akbar 2x Walillahil hamd

Sidang ied yang berbahagia,

Mari kita lihat penafsiran para Ulama tashawuf, mereka menafsirkan hadits ini dengan penafsiran yang berbeda,

Mereka mengatakan bahwa riwayat ini merupakan symbol-simbol yang merujuk kepada satu hakikat tertentu. Oleh karena itu meraka mengatakan bahwa malaikat malaikat merupakan perwujudan cahaya Ilahi. Kita tahu kalau manusia diciptakan dari tanah, iblis diciptakan dari api, maka malaikat diciptakan dari cahaya.

Lalu apa yang dimaksud dengan rumah, mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan rumah itu, bukanlah rumah dalam artian bangunan fisik, berpintu, berjendela mempunyai atap dsb. Tapi yang dimaksud dengan rumah ini sebetulnya menunjuk kepada hati manusia, Rasullah bersabda “Hati seorang mukmin adalah Rumah Allah” riwayat lain menyebutkan bahwa “hati seorang mukmin adalah ‘arsy Allah”

Kemudian, anjing merujuk kepada sifat-sifat yang najis, Allah berfirman

“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir”. (Al A’raf : 176)

Terakhir, yang dimaksud dengan patung adalah symbol penghambaan terhadap selain Allah. Allah berfirman,

Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan) nya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?" (Al Abiya : 51-52)

Artinya segala sesuatu yang menyelewengkan kita dari Allah, berpotensi menjadi berhala-berhala. Kalau dulu berhala selalu berwujud patung, maka berhala saat ini bisa berwujud apa saja, mungkin anak, mungkin istri, mungkin rumah, mungkin harta, mungkin pekerjaan.

Lihat betapa seringnya kita melupakan Allah dan bersembunyi dalam kata-kata sibuk, letih lelah dan sebagaiya

Hadirin Jamaah ied yang berbahagia

Dengan demikian ayat ini, berdasar penafsiran para urafa bahwa cahaya Allah tidak akan masuk ke dalam hati yang digambarkan dengan rumah, selama dalam rumah tersebut ada sifat-sifat yang najis dan pemberhalaan terhadap selain Allah.

Allahu akbar 2x Walillahil hamd

Sidang ied yang berbahagia,

Sekarang kita bersimpuh di sini, sudah siapkah kita mengorbankan anjing-anjing yang ada dalam diri kita, menghancurkan berhala-berhala nafsu yang memenuhi hati kita ?

Inilah saat terbaik kita mengikuti jejak Ibrahim as, dengan menyembelih sifat-sifat hewani kita dan menghancurkan berhala-berhala yang ada dalam hati kita. sehingga cahaya ilahi bisa menelusup dalam relung nurani kita. tanpa semua usaha itu, maka cahaya Allah tidak akan pernah bisa masuk ke dalam hati kita. yang akibatnya hati kita gelap, kelam dan keras.

Ketika hati kita keras dan kelam, tidak akan ada kebahagiaan sejati, tidak aka nada silaturahim sejati, tidak aka nada kurban sejati. Jika sifat sifat ini tidak kita sembelih sekarang, maka hewan-hewan yang hari ini akan kita persembahkan kepada Allah menjadi sia-sia.

Rasulullah bersaba “Sesungguhnya Allah tidak menerima daging dan darahnya, akan tetapi Allah menerima ketakwaan hambanya” oleh karena itu marilah kita korbankan sifat-sifat hewani kita, seperti Ibrahim mengorbankan Ismail.

Marilah kita runtuhkan segala berhala yang kita bangun sendiri, seperti Ibrahim menghacurkan berhala-berhala Namrud.


DOA

Kami datang berlutut keharibaan-Mu memohon kepada-Mu melalui rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu melalui kekuasaan-Mu yang memudahkan segala sesuatu melalui Asma-Mu yang memenuhi segala sesuatu, melalui cahaya wajah-Mu yang menyinari segala sesuatu.

Ya Nur Fauqa Nur, Ya Awwalal Awwalin, Wa Yaa Akhiral Aakhirin ! ampunilah dosa dosa kami yang meruntuhkan “ishlah” penjagaan-Mu, ampunilah dosa dosa kami yang mendatangkan bencana, ampunilah dosa dan kesalahan kami yang merusak karunia, ampunilah dosa dan kesalahan kami yang menahan terijabah nya do’a kami.

Ya Allah ! Tidak kami dapatkan pengampunan dosa kami, penutup kejelekan kami, pengganti kejelekan dengan kebaikan melainkan Egnkau ya Allah, betapa dunia telah melengahkan kami, pangkat dan jabatan telah memalingkan kami dari mengingat dan mentaati-Mu, keluarga dan anak telah melalaikan kami dari ajaran-Mu

Ya Allah ! Kami telah banyak menganiaya diri kami, kami sadar, betapa waktu menyita kami dalam kesibukan, sehingga lalai dari memahami ajaran-Mu, sempit waktu menelaah Al Qur’an , anak anak kami, aktif belajar silat tapi lupa mempelajari shalat.

Ya Allah, betapa dunia memperdayakan kami, dan kami terperdaya ulahnya, karena kelalaian kami.

Ya Ghaffar,Ya Sattar, Ya Rahman !

Jangan Engkau siksa kami, karena kejelekan kami, karena kelalaian kami, karena kebodohan kami, karena nafsu kami.

Ya Allah, terimalah pengakuan kami, rahmatilah kami, kasihanilah kami.

Ya Allah, pancangkan keesaan-Mu dalam hati kami, sehingga kami dapat tenggelam dalam makrifat kepada-Mu, dan ikatkan jantung kami dalam cinta kepada-Mu dan Cinta-Mu’’

Ya Allah, Tuhan Kami, Pelindung kami

Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka wajah wajah yang tunduk dan rebah karena keagungan-Mu?

Apakah Engkau akan menyiksa lidah-lidah yang yang dengan tulus mengucapkan keesaan-Mu?

Apakah Engkau akan menghinakan orang yang senantiasa mensyukuri nikmat-Mu? Dan kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui uluhiah-Mu? Hati nurani yang padat dengan ilmu tentang Engkau sehingga bergetarkan ketakutan?

Ya Allah Engkaulah Ghaffar

Ya Allah Engkaulah Rahim

Ya Allah Engkaulah Rahman

Ya hayyu, Ya qayyumu, Birahmatika nasta gitsu


0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About