07 November 2011

Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang besar (dzibhin Adzim). (As shaffat 107) apa makna dzibhin adzim itu? apakah seekor kambing bisa menyetarai ismail sehingga dapat predikat dzibhin adzim atau ada makna lain yang tersembunyi?

10 komentar:

  1. "sembelihan yang besar" atau "sembelihan yang agung" adalah Imam Husein A.S, cucu Nabi SAW yang tercinta, yang mana beliau "disembelih" oleh pasukan Yazid Ibn Muawiyah, sang penguasa Lalim, untuk membela rakyat kecil, melawan kedzaliman penguasa, dan rela berkorban untuk menegakkan kebenaran...

    BalasHapus
  2. bagaimana menjelaskan hubungannya, terkait dengan masa yang terpisah sangat jauh?

    BalasHapus
  3. itu hanya tafsir, dan saya juga tak mau membatasi tafisr anda, jika punya silahkan kasih tahu saya...Tafsir itu menurut saya masuk akal, karena imam Husein A.S memang benar "disembelih" di padang karbala, kepalanya disepak sana-sini seperti bola, lalu kepalanya ditusuk dengan ujung tombak...lalu pasukan musuh dengan jumawa membawa manusia suci itu ke hadapan penguasa Lalim, Yazid ibn Muawiyah...Imam Husein berperang bukan tanpa alasan, meski jumlahnya sedikit sekitar belasan orang namun pantang mundur ke belakang melawan pasukan yazid yang sejumlah 700, demi mendengar aspirasi rakyat kecil, bahwa kedzaliman tak boleh dibiarkan bercokol lama, kebenaran harus diperjuangkan...

    hmmm tapi saya ragu ..apakah kisah ini juga terekam dalam manifes sejarah kaum Sunni..

    mengenai jarak waktu, bukan soal, karena alqur'an juga bicara masa depan kok...

    BalasHapus
  4. betul bahwa itu adalah sebuah tafsir namun setiap penafsiran memerlukan hubungan logis. nah jika kejadian itu terjadi pada waktu nabi ibrahim sementara kejadian imam husein pada waktu 60 H. bagaimana menjelaskan kronologi logisnya?

    BalasHapus
  5. apakah Alqur'an melulu bicara sesuatu yang logis...?
    apakah Alqur'an--yang berarti Firman Alloh SWT--tidak mungkin untuk bercerita kepada peristiwa-pristiwa yang akan terjadi di masa depan..?

    jawab itu dulu saja..?

    BalasHapus
  6. Terkecuali jika qur'an diturunkan tidak untuk dipahami manusia, maka dia tidak harus selalu logis.
    qur'an mungkin bercerita tentang masa depan. tugas para mufassir yang menjelaskan hubungan masa lalu dengan masa depannya (seperti penafsiran yang antum tawarkan)

    BalasHapus
  7. "Dzibhin 'Adhim" = sembelihan yg besar = "kurban yg besar". Alquran penuh simbol-simbol. Pada agama lain jg dikenal simbol-simbol. Persoalan kurban pun dikenal pada agama dan kepercayaan lain selain Islam. "Dzibhin 'Adhim" dpt berarti: dlm diri kita ada sifat hewani, spt "sembelihan". Maka yg diwajibkan adalah "menyembelih" sifat hewani kita, spt: 1) suka menerkam hewan lain (suka fitnah, ghibah, membunuh org, dll), 2) suka kawin (gonta-ganti pasangan), dll. Wallahu a'lam bi al-shawab

    BalasHapus
  8. Sembelihan yang besar itu berhubungan dengan binatang (kibas=kambing) untuk menebus anak Ibrahim dari kematian. Yg dimaksud dgn "adhim" tentunya bukan kambingnya. Karena kambing tdk lebih mulia dari manusia. Lagian kata "adhim" itu hanya untuk Allah SWT. Jadi tentunya "kurban yang besar/mulia" itu adalah lebih dari manusia yg berdosa, apalagi kambing. Siapakah pribadi yg menjadi kurban yg mulia ini? Ketika Nabi Yahya AS berjumpa dgn Nabi Isa AS, ia berkata : "Dialah anak domba Allah (sembelihan yg besar/mulia) yg menghapus/menebus dosa manusia"

    BalasHapus
  9. Doa nabi Ibrahim ketika di angkat menjadi Imam meminta kpd Allah SWT utk keturunannya juga, keturunan nabi Ibrahim sampai hari ini masih ada dan doa nabi Ibrahim msh berlaku, Sayyidina Husain adalah turunan Nabi Ibrahim tentunya,

    BalasHapus

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About