Pertanyaan itu bukan hanya jadi pertanyaan saya, masyarakat Selayar juga banyak yang tidak tahu. Ketidaktahuan itu tergambar dari seringnya Balai ini mendapat laporan-laporan dari masyarakat setempat terkait dengan penebangan pohon, permintaan bibit tanaman hingga kebakaran hutan. Pihak humas kemudian mengarahkan masyarakat untuk melapor kepada pihak yang lebih berwenang. Masyarakat lapor ke Balai ini karena ada logo dan embel-embel kehutanannya di depan kantor Balai Taman Nasional Taka Bonerate.
Tugas dari Balai Taman Nasional Taka Bonerate adalah untuk menjaga, memelihara dan melestarikan taman nasional Taka Bonerate yang merupakan atol terbesar ketiga setelah atol Kwajalein di Kepulauan Marshall dan atol Suvadiva di Maldive. Wilayah yang dijaga ternyata sangat luas, total wilayah intinya saja sampai 8.341 HA.
Zona inti merupakan Bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota atau fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi,berfungsi untuk perlindungan keterwakilankeanekaragaman hayati yang asli dan khas. Sementara Zona Perlindungan Bahari (No Take Zone) merupakan. Bagian taman nasional yang karena letak,kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada Zona Inti dan Zona Pemanfaatan.
Sementara zona khusu merupakan wilayah daratan berupa pulau-pulau berpenduduk, yang tinggal sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai taman nasional, termasuk sarana penunjang kehidupannya antara lain sarana telekomunikasi, fasilitas transportasidan listrik.
Sebagai gambaran luasnya wilayah kerja Balai ini, bisa dilihat dari perjalanan saya menuju Tinabo yang merupakan salah satu zona inti. Kesempatan ini tak lepas dari kebaikan Ir. Jusman, Kepala Balai Taman Nasional Taka Bonerate, yang mengizinkan saya ikut bersama dengan rombongan dari Dinas Pariwisata dan beberapa calon investor.
Yang menarik dari Tinabo adalah keberadaan (anak) hiu-hiu dengan sirip hitam (Black tip shark). Hiu-hiu kecil ini dengan aman dan tanpa merasa terganggu berenang di sekitar cottage. Pengunjung bisa memberinya makan atau berenang bersamanya. Kalau ada yang berani mengganggunya siap-siap saja digigit oleh hiu-hiu itu (atau mungkin juga ditembak oleh Pak Yasri).
Dengan keberadaan Penjagaan dan pengawasan dari Balai TN Takabonerate kita boleh berharap bahwa keasrian dan keberlanjutan atol terbesar ketiga ini akan terjaga. Tentu saja peran kita juga diharapkan untuk menjaga lingkungan dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu