17 Mei 2007

Anak Indonesia menderita

Saya punya adik, namanya fachri. Ia sudah menikah hampir 7 tahun tapi belum dikaruniai anak. kami selalu mendoakan agar dia segera mempunyai momongan. mamaku yang agak cerewet mengenai ini. sehingga terkadang agak menyinggung perasaan adik saya.
hari itu kamis, adik salah seorang tetangga kami meninggal dalam usia yang masih muda, 30 tahun. dia menderita sakit yang saya pikir bersumber dari depresi karena ditinggal suaminya sejak lama dan dia tidak mengetahui kemana dan dimana suaminya berada. dia meninggal dengan meninggalkan dua orang anak. yang satu saya tidak tahu umurnya berapa. yang satu lagi berumur tiga bulan. seorang bocah lelaki yang bersih, sehat dan menggemaskan. Anak itulah yang diangkat sebagai anak oleh fachri, adik saya. Dia memberi nama bocah kecil itu dengan nama Ahmad Khairi Dimyati. bocah itu sering dipanggil oleh Ali anak saya dengan Ahmadi.
saat ini ahmadi sering menjadi rebutan saudar-saudara barunya. dan anak-anak saya seringkali menengoknya dan membantu bibinya. entah itu ikut memandikan, menyusukan atau sekedar membangunkan agar jangan tidur saja. itulah bentuk kasih sayang kanak-kanak yang diberikan kepada anggota baru keluarga kami.
Bandung digegerkan (kembali) oleh perilaku orang tua yang tega menyiksa anaknya hingga meninggal. anak itu dipukul dengan sebuah balok besar, besi dan berbagai alat. sungguh menyedihkan dan menggiris hati membaca kejadian tersebut. kok ada orang tua yang tega berbuat seperti itu? terlalu.
saya teringat dengan sebuah buku yang saya baca dengan judul yang saya pakai sebagai title pada tulisan ini. buku itu mendokumentasikan penderitaan-penderitaan anak indonesia. buku itu kemudian dipinjam orang dan alhamdulillah sampai saat ini belum kembali. (mudah-mudahan dia baca tulisan ini ya).
Sayapun teringat cerita seorang sahabat Rasulullah yang menceritakan perilaku Rasulullah terhadap anak-anak. Anas bin malik bercerita bahwa Rasulullah suka mencium cucunya yaitu Hasan dan Husein. anas berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, aku mempunyai 10 orang anak dan tidak pernah satupun kucium mereka" Rasul berkata "Sesungguhnya Allah tidak akan menyayangi orang yang tidak menyayangi anaknya. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidak akan masuk surga kecuali penyayang". Anas berkata "Belum pernah aku melihat seorang yang sangat sayang kepada keluarganya kecuali Rasulullah"
Ah, seandainya para orang tua membaca kisah ini. mereka harus tahu bahwa salah satu tiket ke surga adalah mencintai anaknya, tentu mereka akan berpikir seribu kali untuk menyiksa anak-anak mereka yang nota bene adalah amanah dari Allah. Seandainya orang tua tahu apa yang sudah diberikan oleh seorang anak kepadanya, niscaya mereka akan sangat mencintai dan menghormati anaknya.
Orang tua lebih banyak menuntut daripada menuntun. kata murid-murid saya di pesantren.
mereka lebih senang mengeluarkan ayat atau hadis yang berkaitan dengan menghormati orang tua dibanding membuka ayat atau hadis yang memerintahkan mereka untuk menuntun dan menyayangi anaknya. ingat pak,ibu, abi, ummi, abah, surga bukan hanya terletak di kaki ibu, surga juga terletak dalam mengasihi dan menuntun anak-anak.
sayangilah anak-anak, cintai mereka, hormati mereka. seperti kata Rasulullah, "Sesungguhnya Allah tidak akan menyayangi orang yang tidak menyayangi
anaknya. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidak akan
masuk surga kecuali penyayang"



3 komentar:

  1. iya..setuju banget...tulisan yg menyentuh

    BalasHapus
  2. ya saya juga setuju....kadang kita suka lupa kalau anak bukan milik kita, memperlakukan mereka seperti mereka adalah "buatan"kita..thank's.. beberapa hari ini lagi marah2 mulu ama anak2 jd merasa bersalah nih...

    BalasHapus
  3. euleuh si emak, marah-marah aje. emang kunaon atuh?

    BalasHapus

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About