11 Oktober 2008

senang melihat orang menderita

saya ndak begitu ngeh dengan masalah ekonomi global saat ini, khususnya apa yang tengah terjadi di Amrik. yang jelas, orang begitu terperangah dengan goyahnya perekonomian amerika yang (kayaknya) sangat kokoh dan tidak ada celah lemahnya.
sebagai sebuah pelajaran atas kesombongan dan kelemahan manusia saya setuju saja. tapi apakah saya harus senang ? apalagi dampaknya dipastikan akan menggusur juga perekonomian Indonesia khususnya dan negara lain.
ustad saya pernah menceritakan seorang ulama yang bertobat atas syukurnya. pasalnya si ulama tadi sempat bersyukur ketika orang lain sedang menderita. ceritanya kampung tempat tinggal ulama tersebut kebakaran, orang pada berlarian termasuk sang ulama. ketika sampai di rumahnya, ternyata rumahnya selamat dari kobaran api dan diapun mengucap syukur. tapi ketika dilihat rumah tetangganya musnah, dia malu akan syukurnya dan meminta ampun pada Allah atas syukur yang diucapkan di atas penderitaan orang lain.
so... sekali lagi apakah saya harus senang atau justru sedih?

1 komentar:

  1. Salam pembebasan,
    Di tingkat global setelah kisah krisis air, krisis iklim, krisis minyak, krisis pangan, kini krisis finansial naik panggung, Paradoksnya jalan krisis itu terus ditempuh. Masih saja mekanisme pasar dan korporasi dianggap solusi yang menjanjikan. Ironi abad ini, rasionalitas yang irasional. Rasionalitas yang paling tidak masuk akal.

    It’s the capitalism, stupid! (adaptasi dari frase politik yang populer digunakan Clinton ketika berkampanye melawan George Bush Senior, it’s the economic, stupid!)

    Silah kunjung
    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/krisis-keuangan-global-karl-marx-di.html

    BalasHapus

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About