21 November 2007

dicari!!! ustad untuk kaum tuna rungu

satu pekan lalu (jum'at 16 nov 07), salah seorang santri saya minta waktu khusus untuk ngobrol. saya menyanggupi dan menyediakan waktu setelah shalat isya. kebetulan pula jum'at itu bagian memandu siaran di acara Taman Al Qur'an RRI Bandung.
saya berpikir, paling juga yang ingin dibicarakan masalah makanan di asrama yang memang sering menjadi bahan kritik para santri. padahal kalau dilihat dari keragaman menu dan gizi, apa yang sudah disediakan di asrama Babussalam jauh lebih baik nasibnya ketimbang asrama saya di Jogja dahulu. atau dia ingin menagih janji saya untuk menyediakan internet di sekolah. memang hingga kini di Pesantren ini belum tersedia jaringan internet untuk santri dan guru. atau... saya berpikir bahwa yang dia ingin bicarakan adalah masalah yang menurut saya umum-umum saja.
namun pikiran saya yang biasa itu menjadi buyar dan kemudian murung setelah dia datang dan menceritakan permasalahannya.
dia mempunyai orang tua yang tuna rungu, kedua orang tuanya sering aktif dalam berbagai penyuluhan dan aktifitas biasa. sekilas memang tidak terlihat kalau mereka adalah penyandang tuna rungu. siapa emang yang bisa membedakan -secara sekilas- kalau orang ini tuna rungu atau bukan. karena secara fisik tidak nampak perbedaan.
lalu dia bercerita tentang kesulitan-kesulitan orang tuanya dalam berkomunikasi dengan masyarakat umum yang tidak mengetahui "bahasa" mereka.
untuk urusan ruhani, merekapun tidak mendapatkan apa yang seharusnya bisa dapatkan. semua pengajian tidak dapat mereka dengar, "semua ustad adalah untuk orang yang ber
telinga" katanya. "sementara kami terlupakan. tidak berhakah kami juga mengetahui kalam ilahi. tidak berhakah kami "mendengar" sabda indah sang Rasul? ..." lanjutnya, penuh gugatan.
saya terhenyak.
malu.
tak berdaya.
iya ya, betul juga. ke mana para ustad yang harus membimbing mereka? bukankah mereka juga pengikut Rasulullah yang berhak tahu bimbingan dan pengajarannya? bukankah mereka juga akan dimintai pertanggungjawaban atas amalnya oleh Allah? tapi dari mana mereka tahu? lantas siapa yang akan mengajari mereka dengan bahasa mereka?
mereka, kata santri saya yang orang tuanya tuna rungu, mempunyai suatu perkumpulan yang mereka isi oleh mereka sendiri. oleh karena itu sangat banyak keterbatasan. mereka menginginkan ada orang yang dapat membimbing mereka, yang paham bahasa mereka.
HAL MIN NASIRIN YANSURUNI (adakah penolong yang bisa menolongku?)

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About