11 Juli 2009

MAS SAMSUDIN DAN DILEMA DAKWAH MUHAMMADIYAH

Beberapa waktu yang lalu ketika peresmian Gedung Mu'allimien yang megah, tanpa disangka-sangka saya berjumpa dengan Mas Samsudin, beliau yang ber laqab kesayangan "KETEK" pemberian Mas Syukri (Humas kami angkatan '89/jabatan seumur hidup) tiba-tiba juga hadir berbaju batik dengan kopyah yang sudah mulai lusuh, saya sangat terharu, betapa tidak beliau yang murah senyum dan terlihat berwajah khas Gunung Kidul, tidak ada sedikitpun yang berubah, masih seperti waktu kami bertemu terakhir kali waktu kelas enam di Mu'allimien.Kecuali dibalik kopyahnya terlihat rambutnya mulai berkurang 1-2 ratusan helai. (sorry mas)

Hanya saja wajahnya terlihat sedikit letih, saya sangat antusias mendengar ceritanya. Beliau benar-benar Muhammadiyah, dan benar-benar anak panah yang melesat jauh ke tengah medan dakwah, beliau pernah bertugas di Palembang Kemringet (alias pedalaman) dan mengenai tempat tugasnya itu ada cerita pahit yang sungguh mengiris hati jika mendengarnya. Kejadian itu menyebabkan Mas Samsudin harus melarikan diri dari medan Dakwah seperti Nabi Yunus, hal ini gara-gara ada salah seorang anak dari tokoh Muhammadiyah yang hendak di nikahkan dengannya, hanya saja syarat yang diajukan sangat berat. Kata Mas Samsuddin;" Nikahnya sih senang aja Yun..., tapi saya harus nyediakan uang sebanyak 5 juta"Lima juta waktu itu tidak sedikit, demikian pula saat ini.

Beliau saat ini juga tetap mengabdikan diri pada Muhammadiyah, meski tidak ada gaji, hidup sangat pas-pasan di Gunung Kidul tinggal di Gedung Wakaf Muhammadiyah, yang diwakafkan Ibunya sendiri, dambil ngajar TPA, rumahnya sudah banyak yang bocor, kursinya sudah banyak yang patah, tetapi beliau juga tetap tersenyum... Lalu sepintas aku tanyakan " Apa ada pendanaan atau semacam bantuan keuangan untuk kegiatanmu di sini Din?" dia tersenyum, sambil berkata sedikit kecut " Gak ada Yun..". Aku dan Istriku yang lain, sempat geleng-geleng, antara miris dan kagum...

Semoga Ustadz-uztads kita tersenyum melihat kegiatanmu Din... aku salut dan tabik...padamu.

catatan dari saya : nasib para pejuang seperti Mas Syam ini harus jadi pembicaraan reuni akbar 2010 nanti... kalau nasib mereka tidak diperjuangkan, Muhammadiyah akan jadi Muhammadiam (maaf man)

Diambil paksa dari mp-nya cak yun. sorri juga cak, endak ijin dulu..


0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About