06 April 2013

Menyentuh kelamin di gua parat


Pangandaran tak hanya menyajikan wisata pantai yang murah meriah. Selain itu ada juga wisata yang tak kalah menariknya yaitu menyusuri Kawasan Cagar Alam Hutan Kalipucang. Untuk menyusuri kawasan hutan ini, tentu saja pengunjung harus ditemani pemandu. kalau tidak, bisa-bisa pengunjung tersesat atau diganggu oleh monyet-monyet yang kadang bisa sangat agresif. Kata pemandu, jangan membawa tas berisi makanan atau minuman, sebab monyek sering merebut tas dengan paksa. ya iyalah. Terus kalau ada monyet, angkat saja tangan dan si monyet akan tau kalau kita tak membawa apa apa. Kalau kera mau menggigit… jangan gigit balik, kata pemandu.
Sambutan pertama, selain oleh monyet sering juga ada rusa yang ngadem di bawah-bawah pohon. selama tidak dianggap mengganggu, rusa-rusa itu akan tetap tenang di bawah pohon. kalau sudah terlalu dekat atau dianggap mengganggu mereka akan menyingkir.
Keberadaan gua-gua ini tambah menarik setelah dibumbui mitos-mitos yang ada besertanya.
1. Gua Jepang
di depang gua jepang
di depang gua jepang
Gua yang pertama dikunjungi adalah gua jepang. Ada dua buah gua jepang yang kami kunjungi ini adalah gua buatan hasil kerja paksa. keberadaan gua ini berkaitan dengan aktivitas pendudukan Jepang di Jawa dan Madura. Selain dipergunakan untuk gudang senjata, gua ini juga dipergunakan untuk persembunyian dan penjara. Gua ini tidak terlalu besar lebar pintu +/- 1 m dan tinggi 1.5 m mengharuskan orang yang tinggi badannya harus sedikit merunduk. kalau tidak, ya harus rela terantuk bagian atas yang tidak rata.
2. Gua Parat
Menurut saya, Goa Parat adalah goa yang paling menarik di antara gua-gua yang ada. selain jalurnya yang paling panjang, banyak cerita menarik di dalamnya. Di pintu gua ada tempat petilasan (tempat menyepi) Syekh Ahmad, salah seorang penyebar Islam di daerang pangandaran.
Setelah melewati petilasan kita akan memasuki pintu gua yang agak rendah. untuk itu perlu berhati-hati agar tidak menabrak batu. tapi setelah lewat pintu gua, di dalam lebih tingg dan luas.
Setelah itu kita akan dibawa ke bentukan batu yang menyerupai kelamin pria dan wanita. yah. memang agak mirip sih kalau dilihat agak jauh. karena itu batu itu disebut batu kelamin
batu kelamin gua parat - fxmuchtar
batu kelamin gua parat - fxmuchtar
.
Karena unik, batu ini jadi sasaran foto pengunjung. apalagi disebut pengunjung, bagi yang mengusapnya akan digampangkan jodohnya. saya termasuk yang mengusapnya biar gampang jodohnya. jodoh rejeki maksudnya. Sayangnya karena sering dipegang stalagtit dan stalagmit di gua-gua pangandaran itu menghitam.
Tak jauh dari situ ada batu gong, yang akan berbunyi mirip gong jika dipukul. saya tak mendengar penjelasan lainnya  karena agak jauh dari pemandu. bukan keasikan memegang batu kelamin tapi memukul batu gongnya.
batu gong - fxmuchtar
batu gong - fxmuchtar
Ada juga sarang landak penghuni Gua Parat. Sayangnya, saya tak sempat bertemu dengan landa-landak penghuni gua parat ini. mungkin mereka juga sedang travelling.
Di ujung Gua Parat terdapat sumber mata air yang sudah kering. biasanya airnya diambil oleh pengunjung untuk mengharapkan keberkahannya. Ah kenapa di musim penghujang begini airnya kering, kalau mengalir kan jadi eksotik. terlepas dari berkah atau tidaknya, aliran air di gua sangat menarik saya.
Oh ya, Gua ini juga dipakai syuting film Mak lampir. sehingga sering juga mitosnya dikaitkan kepada Mak lampir itu. maka ada juga batu yang berlubang tengahnya karena tetesan air. Orang menyebut batu itu sebagai kaca benggala mak lampir. Untuk urusan mitos, segala hal sah-sah saja.
sarang landak gua parat -fxmuchtar
sarang landak gua parat -fxmuchtar
Ujung gua langsung berhadapan dengan pantai. Di pintu gua banyak terdapat kelelawar yang menggantung. Setelah parat di Gua Parat, kami disambut oleh sekawanan monyet dan lambaian ombank pasir putih pangandaran. Lalu kami lanjutkan ke gua berikutnya.

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About