Mendung
masih mendominasi langit. Gerimis sempat membuat khawatir kalau perjalanan ini
akan ada acara berbasah ria. Namun rupanya gerimis hanya mampir untuk membuat
basah tanah dan daun yang masih basah oleh hujan kemarin sore. Pagi itu
Ahad 16 Maret 2014, sudah berkumpul para geotreker yang ingin membuktikan kabar
bahwa di aliran sungai Ci Kapundung terdapat satu harta karun yang sangat
langka. sebuah lava dengan corak meliuk-liuk seperti sebuah selendang yang
menjurai-jurai. Karena bentuknya seperti selendang maka ada yang menyebutnya
sebagai lava karembong (selendang) Dayang sumbi.
Jenis lava
seperti itu biasanya disebut lava pahoehoe. Pahoehoe yang dalam bahasa lokal
Hawai terkenal (Kirain dari bahasa Sunda) berarti mudah berjalan, adalah lava basaltik yang
sangat encer dengan pola aliran menali (ropy), memiliki permukaan halus, menggelembung
dan bergelombang. Pola seperti ini banyak terdapat di Hawaii, makanya
ketika jenis lava ini juga ditemukan di Bandung utara, para ahli kebumian
gempar (kayak dunia persilatan saja). Dan pagi itu, para pendekar bumi dari
berbagi disiplin ilmu ingin melihat dan menganalisa mengapa jenis lava seperti
itu bisa terdapat di lingkungan Ci Kapundung. Adakah dulu Bandung itu merupakan
bagian dari Hawaii? Ah itu terlalu mengada-ada kata Pak Budi Brahmantyo.
Lava itu
ditemukan oleh para pemancing setelah daerah datarnya tersapu banjir yang
membersihkan tanah yang menutupinya. Awalnya para pemancing itu menganggap bahwa
lekukan-lekukan halus di atas batu itu adalah peninggalan nenek moyang. Bandung
utara, khusunya daerah aliran sungai Ci Kapundung memang kaya dengan
peninggalan-peninggalan purba. Namun ketika diteliti, pahatan itu bukan
merupakan hasil karya manusia melainkan lukisan alam. Itupun tetap mengundang
keheranan, mengapa jenis lava seperti itu bisa muncul di daerah pinggiran
sungai itu.
Untuk mencapai
lokasi lava karembong dayang sumbi itu, kita harus berjalan ± 1 jam. Namun jika
berjalan bersama para Ahli Bumi, perjalanan bisa lebih lama. Karena di tangan
mereka, bebatuan yang membisu, bentang bumi dan alirang sungai bisa “berbicara”
sangat banyak mengenai perjalanan awal kejadian bumi. Walau banyak istilah yang
tidak saya mengerti, perjalanan seperti itu amat saya nikmati sambil mikir, ‘Ternyata,
bumi yang saya pijak memiliki lembaran-lembaran cerita menarik’.
Karena sudah
tersedia jalur untuk pejalan kaki maka perjalanan menuju lokasi sangatlah
mudah. Perlu juga hati-hati karena jalanan sempit itu juga suka dipakai ojeg.
Bagi yang kecapaian di jalan ojeg ini bisa dipergunakan. Atau mau naik kuda? Ada
juga. Sambil menikmati kesejukan udaranya, kita bisa melihat pemandangan
sekitar. Sebetulnya ada beberapa spot yang bisa menjadi tempat istirahat
sejenak. Kita bisa berhenti di atas Curug Koleang yang disebut sebagai tanki
raksasa penyimpanan air. Bisa juga mampir ke kandang rusa.
Karena
lokasi tempat lava selendang ini belum begitu dikenal dan belum dipasang tanda,
maka sebelum sampai ke jembatan Maribaya, kita harus bertanya ke warung-warung di
pinggir jalan. Lokasi lava selendang ini berdekatan dengan Curug Lalai. Nah Tanyakan
saja Curug Lalai, dan Batu karembong Dayang Sumbi berada tak jauh dari curug
itu.
Lava ini terletak di pinggiran sungai cikapundung,
maka bagi yang ingin menyaksikan salah satu misteri alam di Tahura ini harus
menuruni tangga yang cukup terjal. Karena lokasinya yang agak tersembunyi, sebaiknya
juga diiringi pemandu. Dan INGAT, tetap jaga kebersihan dan kelestariannya ya.
Setelah
menuruni tangga terjal dan sampai di pinggiran sungai Ci Kapundung, maka
terbentanglah keindahan lava selendang Dayang Sumbi itu. Para ahli bumi yang sudah duluan berada di
lokasi nampak sibuk berdiskusi. Satu per satu dari mereka kemudian menjelaskan
fenomena lava tersebut. Sekali lagi, walau saya tak begitu mengerti, perjalanan
itu adalah suatu pengalaman yang sangat berharga.
Sekarang
tinggal menunggu hasil penelitian para pendekar bumi untuk menjawab fenomena pahoehoe
yang bisa muncul di daerah itu. Apakah itu merupakan hasil dari lelehan dari
atas, atau tekanan dari bawahnya. Semoga rahasia alam ini terkuak.
mengelilingi Selendang |
Jelajah untuk mengenal alam |
Ci Kapundung yang penuh cerita |
Membuat sketsa |
Lava Selendang Dayang Sumbi Tahura Djuanda |
Lava pahoehoe di Hawaii (sumber : http://www.kitsch.net/lavawalker) |
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu