10 Maret 2014

Yang lebih menguasai adalah...

Konon ada seorang intelektual muda mengoreksi pelafalan seorang pertapa tua yang sedang berdoa. Intelektual itu menjelaskan bahwa doa berbahasa arab yang diucapkan oleh pertapa tidaklah fasih dan tidaklah tepat. Memang dalam bahasa arab -juga dalam bahasa lainnya- jika pelafalan tak tepat seringkali mengubah makna.Setelah merasa tuntas membetulkan doa-doa si pertapa, intelektual muda itu meninggalkan si pertapa tua yang sedang kesulitan membetulkan kekakuan lidahnya yang telah terbiasa merapal doa-doa dengan caranya. disebutkan pula bahwa siapa saja yang dapat menguasai doa itu akan dapat berjalan di atas air.

Intelektual muda itu pergi menaiki perahu dengan kepuasan melambung karena telah berbuat kebaikan. Tiba-tiba, dia mendengar suara memanggilnya. Dia menoleh, rupanya si pertapa tua sedang berlari di atas air mengejarnya. "Hai nak, aku telah mengucapkan doa tersebut selama bertahun-tahun. Agak sulit bagiku untuk membetulkannya. Tolong ulangi cara pelafalan yang benar sekali lagi."

Cerita itu saya baca di buku Sunan Kalijaga yang ditulis Ahmad Chodjim. Saya mendapat pelajaran bahwa orang yang mengajari belum tentu maqamnya lebih tinggi dibanding yang diajari.

Pelajaran kedua keyakinan akan kandungan doa melebihi fasihnya sebuah bacaan. Sebagus bagusnya bacaan kalau tak dijiwai tak akan bisa memberi makna dan manfaat. Nah apa yang anda dapat dari kisah di atas?

1 komentar:

  1. SHARE INFO Kontes SEO 2014 Hadiah Puluhan Juta Untuk Info Lebih Lengkap Kunjungi www.ituLink.com

    BalasHapus

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About