15 Februari 2011

Tidur minus Kebencian

Sudah beberapa hari, Rasulullah mengulang ucapannya  “Akan datang  di jalan yang kecil ini seorang laki-laki  ahli surga (rajulun min ahli jannah)”. Anas kemudian  menceritakan, ternyata datang seorang laki-laki dari kalangan Anshar yang jenggotnya dibasahi bekas air wudhu dan ia menjinjing sandalnya di tangan kanannya, lalu dia mengucapkan salam. berkali-kali pula lelaki yang sama datang pas Rasulullah selesai mengucapkan kata-katanya

Ketika Rasulullah saw pergi, Abdullah bin Amr mengikuti orang itu dan ia berkata kepada orang itu, “Wahai fulan, aku sedang bertengkar dengan bapakku maka aku bersumpah tidak masuk ke rumah bapakku selama 3 hari. Jika engkau sudi menampungku selama 3 hari, maka aku ingin sekali bersamamu. Maka orang itu mempersilakan”.

Maka Abdullah bin Amr bercerita bahwa ia tinggal bersama orang yang dikatakan Rasulullah saw sebagai ahli surga, selama 3 malam. Aku ingin melihatnya, ternyata dia tidak pernah shalat malam, shalat tahajud, kecuali ketika dia berbalik dalam tidurnya ia selalu berdzikir kepada Allah dan bertakbir. Demikianlah sampai ia terjaga hanya untuk shalat shubuh saja. Kata Abdullah, “Aku tidak pernah mendengar perkataan jelek dari orang itu”.

Abdullah pun bercerita bahwa ketika selesai 3 malam, “Aku hampir merendahkan seluruh amal lelaki yang dijanjikan Rasulullah bakal masuk surga itu. Aku pun berkata kepadanya, “Hai abdullah (hamba Allah), sebenarnya antara bapak dan saya tidak ada perselisihan ataupun pertengkaran, tetapi sejujurnya aku hanya ingin tinggal di rumahmu saja, sebab Rasulullah berkali kali mengatakani bahwa kamu itu adalah calon ahli surga, maka aku ke rumahmu hanya sekedar ingin tahu apa yang engkau lakukan sehingga aku bisa mencontoh, tetapi aku tidak melihat engkau banyak beramal, tidur melulu. Apa yang membuat Rasulullah berkata demikian?”

Orang itu menjawab, “memang tidak ada amalanku yang menonjol, kecuali  setiap aku tidur aku tidak pernah menyimpan rasa benci atau menipu orang lain, dan tidak pernah punya rasa hasad atas kebaikan yang telah Allah berikan atas orang itu”.

Abdullah berkata, “Itulah yang telah Allah berikan kepadamu dan inilah yang aku tidak mampu!”

ternyata salah satu kunci surga adalah membebaskan diri dari sifat benci, hasad atau keinginan menipu orang lain.


1 komentar:

  1. yup, ini mengingatkan kita, sebab belakangan sarana facebook dimanfaatkan buat untuk menumpahkan kebencian, tipu menipu & hasad......

    BalasHapus

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About