Apa yang terbayang ketika mendengar kata Citarum? bersih, indah, asri atau kotor polutif dan bau? Jika yang ke dua yang terbayang, anda tak salah karena Citarum termasuk 10 sungai terkotor sedunia. Betulkah seperti itu, memang bisa saja diperdebatkan. Namun perdebatan itu tak akan menolong Citarum yang memang sakit parah.
http://www.guardian.co.uk |
Padahal, sebagaimana ditulis di situs Grenpeace, Sungai Citarum mengalir dari hulunya di Gunung wayang selatan kota Bandung mengalir ke utara dan bermuara di laut jawa. Citarum mengaliri 12 wilayah administrasi kabupaten/kota. Citarum menyuplai air untuk kebutuhan penghidupan 28 Juta masyarakat, Sungai yang merupakan sumber air minum untuk masyarakat di Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung. Dengan panjang sekitar 269 km mengaliri areal irigasi untuk pertanian seluas 420.000 hektar. Citarum merupakan sumber dari denyut nadi perekonomian Indonesia sebesar 20% GDP (Gross Domestic Product) dengan hamparan industri yang berada di sepanjang sungai Citarum.
Dari sisi sejarah Citarum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda, bahkan sejarah peradaban manusia di Jawa Barat.
Pendek kata, Citarum ini sangat penting untuk -bukan hanya- masyarakat Bandung saja, Tapi juga untuk masyarakat Jawa dan Bali. Harap di ingat bahwa listrik jawa bali dipasok juga oleh bendungan-bendungan di aliran sungai Citarum.
ipaluni.blogspot.com |
Ironisnya perlakuan masyarakat terhadap sungai yang banyak memberi manfaat tidaklah sepadan. Sungai memberi kehidupan dan manfaat buat manusia, dan manusia membuang sampah dan limbah ke dalamnya. sehingga terciptalah wajah Citarum yang muram.
Pabrik-pabrik besar membuang limbah ke Ci Tarum tanpa melewati proses terlebih dahulu sehingga sering ditemui air terjun warna-warni. Warnanya sesuai dengan limbah yang dibuang langsung ke sungai. Bisa berwarna hitam pekat. Nanti berubah menjadi merah. berubah lagi menjadi hijau. Tak hanya berwarna, limbah itu berbau menyengat dan sangat beracun. Ingat 80 % warga jakarta menjadikan air dari sungai citarum ini sebagai bahan baku air minum.
Dengan semua keruwetan dan masalah di aliran Citarum, maka ada pertanyaan adakah aliran Citarum yang asri?
Marilah kita berkunjung ke Citarum pada lokasi Saguling di kawasan waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat yang dikelola oleh PT Indonesia Power. Menurut T.Bachtiar, Anggota Masyarakat Geografi Indonesia dan Kelompok Riset Cekungan Bandung sebagaimana dikutip , aliran sepanjang sekitar 7.5 kilometer ini merupakan aliran sungai Citarum lama. “Ketika Sungai Citarum dibendung untuk menjadi pembangkit tenaga listrik PLTA Saguling, aliran sungai Citarum yang berasal dari Gunung Wayang itu tertahan di sana lalu dimasukkan ke pipa pesat untuk memutar turbin.” sebagaimana dikutip dari sini.
http://www.guardian.co.uk |
Dengan terbendungnya suplai air dari hulu, maka otomatis sungai Citarum hanya disuplai dari mata air di aliran yang 7.5 km itu. Dengan demikian air yang mengalirinya adalah air yang bersih dan bersumber dari mata air di sepanjang sungai.
Karena suplai air tidak sebanyak dulu lagi, maka tersingkaplah keindahan-keindahan Citarum. Maka akan kita saksikan di sana berbagai macam batuan. Ada pothole (lubang yang dihasilkan dari gerusan air), ada batu hiu, Leuwi Gobang. Sanghyang Poek tentu saja tak boleh dilewatkan. Sebuah gua purba yang masih berproses membentuk batuan indah.
Setelah melewati berbagai macam keindahan dan keasrian citarum dan kita yakin bahwa masih ada sepotong keindahan di Citarum. pertanyaan selanjutnya, sampai kapan keindahan dan keasrian itu akan bertahan?
http://bangaswi.wordpress.com |
Di depan Gua Sanghyang Poek - Dok Pribadi |
Dok. Geotrek Indonesia |
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu