Rasanya memang sudah tak bisa ditahan lagi. keinginan mengunjungi curug ini sudah meluap-luap bahkan di jauh hari ketika melihat hasil jalan-jalan teman-teman geotreker yang sudah meninggalkan jejak di curug ini. Dalam Bahasa Sunda curug berarti air terjun.
Maka ketika ada waktu luang, kesempatan itu tak disia-siakan. setelah mengantar istri yang mengikuti diklat di UPI, maka saya dengan ditemani anak bungsu saya mengarahkan kendaraan ke arah curug cimahi yang tak begitu jauh dari UPI. Hanya butuh waktu 30 menitan untuk sampai di parkiran. Dan setelah ganti sepatu, sayapun siap mengunjungi Curug Cimahi ini.
Setelah membayar tiket masuk Rp 10.000, saya dan anak saya turun tangga demi tangga yang sudah sangat memadai. Saat itu belumlah terlalu ramai. Baru ada beberapa orang yang bercengkrama di sana. Cuaca yang diprediksi cerah ternyata meleset. ketika sampai di parkiran, cuaca mendadak murung. Eh kenapa ya? Namun pada saat itu saya pikir, mendungpun atau hujanpun tak apa, karena di bawah sana toh akan berbasah-basahan ria.
Betul saja. belum sampai ke dasar lembah, butiran-butiran air yang terhempas dari ketinggian 87 meter menerpa muka kami. Musim penghujan yang masih setia membasahi bumi Para Hyan ini turut menyumbang debit air Curug ini. Air bergemuruh, berumpal-umpal, berlomba menuruni batu cadas.
Dengan ketinggian 87 M, wajar saja jika Curug Cimahi terlihat gagah. Percikan air yang sampai dari ketinggian seperti itu mampu membasahkuyupkan sekitarnya sehingga radius yang cukup jauh. Apalagi ketika angin bertiup kencang. Maka yang tidak membawa baju salin sebaiknya tak mendekati curug yang gagah ini.
Sesampainya di dasar lembah, saya sengaja mencari makanan pengganjal perut dahulu. walaupun membawa bekal dari rumah, rasanya ingin mencicipi tahu goreng yang dijual di tenda-tenda sekitar mushala. Ah ternyata enak dan hangat. Mampu mengusir rasa dingin yang menyertai ketika turun ke dasar lembah.
Setelah asyik menikmati hempasan air Curug Cimahi maka mulailah perjalanan sebenarnya. Perjalanan naik ternyata adalah perjalanan dalam arti sesungguhnya. Menapaki beratus tangga rasanya lutut ini hampir tak bisa diajak naik lagi. Untung saja anak saya selalu memberi semangat. Masa kalah sama monyet katanya. emang apa hubungannya ya... akhirnya sedikit demi sedikit lama lama sampai juga ke tempat parkir.
Setelah sampai ke atas, saya sangat menyesal, Pertama, mengapa tidak dari dulu mengunjungi Curug Cimahi yang gagah ini. Kedua, mengapa tidak dengan istri saya ke sana ya. Ketiga, kamera yang sudah disiapkan hunting ternyata ngedrop dan terpikirlah membeli kamera baru. selama di Curug Cimahi hanya berfoto menggunakan BB dan eeepad Asus. semoga hasilnya tak mengecewakan.
Kordinat GPS : Peta dan oordinat GPS: 6° 47' 56.58" S 107° 34' 39.34" E
Maka ketika ada waktu luang, kesempatan itu tak disia-siakan. setelah mengantar istri yang mengikuti diklat di UPI, maka saya dengan ditemani anak bungsu saya mengarahkan kendaraan ke arah curug cimahi yang tak begitu jauh dari UPI. Hanya butuh waktu 30 menitan untuk sampai di parkiran. Dan setelah ganti sepatu, sayapun siap mengunjungi Curug Cimahi ini.
Setelah membayar tiket masuk Rp 10.000, saya dan anak saya turun tangga demi tangga yang sudah sangat memadai. Saat itu belumlah terlalu ramai. Baru ada beberapa orang yang bercengkrama di sana. Cuaca yang diprediksi cerah ternyata meleset. ketika sampai di parkiran, cuaca mendadak murung. Eh kenapa ya? Namun pada saat itu saya pikir, mendungpun atau hujanpun tak apa, karena di bawah sana toh akan berbasah-basahan ria.
Betul saja. belum sampai ke dasar lembah, butiran-butiran air yang terhempas dari ketinggian 87 meter menerpa muka kami. Musim penghujan yang masih setia membasahi bumi Para Hyan ini turut menyumbang debit air Curug ini. Air bergemuruh, berumpal-umpal, berlomba menuruni batu cadas.
Dengan ketinggian 87 M, wajar saja jika Curug Cimahi terlihat gagah. Percikan air yang sampai dari ketinggian seperti itu mampu membasahkuyupkan sekitarnya sehingga radius yang cukup jauh. Apalagi ketika angin bertiup kencang. Maka yang tidak membawa baju salin sebaiknya tak mendekati curug yang gagah ini.
Sesampainya di dasar lembah, saya sengaja mencari makanan pengganjal perut dahulu. walaupun membawa bekal dari rumah, rasanya ingin mencicipi tahu goreng yang dijual di tenda-tenda sekitar mushala. Ah ternyata enak dan hangat. Mampu mengusir rasa dingin yang menyertai ketika turun ke dasar lembah.
Setelah asyik menikmati hempasan air Curug Cimahi maka mulailah perjalanan sebenarnya. Perjalanan naik ternyata adalah perjalanan dalam arti sesungguhnya. Menapaki beratus tangga rasanya lutut ini hampir tak bisa diajak naik lagi. Untung saja anak saya selalu memberi semangat. Masa kalah sama monyet katanya. emang apa hubungannya ya... akhirnya sedikit demi sedikit lama lama sampai juga ke tempat parkir.
Setelah sampai ke atas, saya sangat menyesal, Pertama, mengapa tidak dari dulu mengunjungi Curug Cimahi yang gagah ini. Kedua, mengapa tidak dengan istri saya ke sana ya. Ketiga, kamera yang sudah disiapkan hunting ternyata ngedrop dan terpikirlah membeli kamera baru. selama di Curug Cimahi hanya berfoto menggunakan BB dan eeepad Asus. semoga hasilnya tak mengecewakan.
Kordinat GPS : Peta dan oordinat GPS: 6° 47' 56.58" S 107° 34' 39.34" E
Akses : Curug Cimahi mudah untuk dijangkau baik dari pusat keramaian Cimahi atau Bandung. Menuju Curug Cimahi, anda bisa menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Bila menggunakan kendaraan pribadi perjalanan dimulai dari pusat Kota Bandung. Rute yang dilewati melalui jalur Bandung-Cihideungi Cisarua dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Namun, bila menggunakan kendaraan umum perjalanan dapat dimulai dari Terminal Pasar Atas Cimahi atau Terminal Lembang. Jika memulai perjalanan dari Terminal Pasar Atas Cimahi, wisatawan dapat menggunakan jasa bus jurusan Cimahi—Cisarua dengan tarif Rp5.000,00 untuk sampai ke lokasi. Akan tetapi, bila melalui terminal Lembang, bus yang dinaiki ialah jurusan Lembang—Cisarua, kemudian turun di depan gerbang objek wisata Curug Cimahi. Jika dari Bandung kota, anda ke terminal Ledeng di dekat pondok pesantren Daarut Tauhid dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dari terminal Ledeng, carilah angkot ke terminal Lembang.
Fasilitas : Fasilitas yang terdapat di area wisata Curug Cimahi antara lain musholla, area parkir, shelter, pusat informasi, dan peta lokasi objek wisata. Di sekitar Curug Cimahi anda dapat menemukan pedagang yang menjual berbagai macam makanan dan minuman. Selain makanan juga ada pedagang yang menjual mainan anak, topi, dan cinderamata khas Jawa Barat.
Catatan :
- Bawalah baju salin
- Bawa plastik untuk salin.
- Jangan membawa makanan yang memperbanyak sampah. jika ada sampah bawa lagi ke atas. Ingat ! jaga lingkungan tempat wisata kita.
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu