16 Mei 2013

Gunung Padang, History, Mistery and Gift

Anggaplah anda seorang Nicolas Cage dalam film National Treasure, maka ketika menyaksikan Gunung Padang dengan serakan batu-batu andesit besar yang anda lihat tentulah simbol-simbol yang tersebar dan menanti untuk dikumpulkan, disingkap dan dipecahkan. Simbol-simbol itu adalah kode dari masa lalu  yang ditinggalkan oleh manusia nusantara yang bisa jadi menjadi wajah Indonesia Tua.

Gunung Padang yang berlokasi di Desa Karya Mukti, Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur,  ditemukan pada tahun 1914 oleh sejarawan Belanda bernama N. J. Krom. Gunung Padang dalam bahasa sunda berarti caang atau terang benderang. Ada juga yang mengartikan bahwa padang berasal dari kata pa (tempat), da (agung) dan hyang (dewa, leluhur) sehingga artinya adalah tempat agung para dewata/leluhur (antara.com)

Situs Gunung Padang merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Hal ini menjadi bukti keluhuran bangsa Indonesia, khususnya masyarakat sunda. Bayangkan saja jika memang dibangun 2000 tahun SM (antara.com), maka bisa jadi semasa dengan Nabi Musa dan Fir'aun. Dan ketika Musa berdakwah agar Firaun menyembah tuhan, sekelompok masyarakat nun jauh di sana dan tak terberitakan dalam kitab-kitab suci sudah membangun sebuah tempat yang disinyalir merupakan tempat peribadatan. 

Untuk apa dibangun, siapa yang membangun, mengapa dibangun di lokasi itu, dari mana saja material bangunannya dan bangunan apa saja? Itulah bagian misteri dari Gunung Padang. Lokasi yang dibuat sebanyak lima pelataran itu  2000 tahun SM artinya dibangun 2800 tahun sebelum Borobudur didirikan. Hebat bukan. Bahkan menurut beberapa sumber Situs Gunung Padang ini 3 kali lebih luas dibandung Borobudur.

Gunung Padang lahir dari kearifan dan keunggulan masyarakan Nusantara. Pembangunan Gunung Padang sangat memperhatikan berbagai aspek demi tercapainya harmoni bumi dan langit. Artinya pembangunan Situs Gunung Padang memperhatikan aspek geologist. Dalam situs Korantekno.com disebutkan bahwa Pembangunan situs ini juga, terutama teras bagian bawah sangat memperhatikan masalah kelabilan area ini dengan cara menyusun tiang tiang batu secara mendatar dan saling tumpuk menumpuk untuk penguatan. dalam hubungannya dengan penyembahan, situs ini pun dapat dibangun untuk maksud agar manusia dijauhkan dari bencana gempa atau gunung api yang memang sumbernya tidak jauh dari Gunung Padang. 


Korantekno.com menuliskan secara astonomis situs Gunung Padang mempunyai harmoni dalam naungan bintang - bintang di langit . Analisis astronomi menggunakan program Planetarium menunjukkan bahwa posisi situs ini pada sekitar 2000 tahun sebelum masehi yang lalu atau pada masa prasejarah berada tepat di bagian tengah lintasan padat bintang di langit berupa jalur Galaksi Bima Sakti dan lokasi situs Gunung Padang pun di sisiatas dan bawah kaki langitnya masing masing dikawal oleh dua rasi yang merupakan penguasa dunia bawah Bumi yaitu rasi serpens ( ular ) dan dunia atas ( langit ) yaitu rasi aquila (elang), Secara kosmologis para pembangun  situs ini telah memperhatikan tatalangit diatasnya. 

Ternyata perhitungan model ini juga digunakan pada situs-situs megalitik di seluruh dunia. Artinya leluhur Nusantara itu adalah orang-orang pintar dan sangat mengerti perkembangan keilmuan yang luar biasa tinggi. Sekali lagi itulah wajah Nusantara Purba, Wajah Indonesia kita.

Sekarang, sadarlah bahwa kita adalah seorang anak bangsa yang telah mendapatkan sebuah warisan budaya yang tak ternilai. Jati diri bangsa. Maka dengan demikian sebetulnya Gunung Padang adalah sebuah hadiah dari masa lampau. Maka mari jelajahi Gunung Padang dan resapi keagungannya.


"Mengumpulkan apa yang tersebar, mendatangkan keteraturan dari kekacauan, untuk menemukan penyatuan"

-----

Lost Symbol - Dan Brown

Sumber.
Antara.com
Korantekno.com
Foto : Dokumen Pribadi
sumber lain

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About