29 Januari 2014

Berendam di Cipanas Galunggung

Setelah mendaki puncak galunggung dalam 30 menit berdiam di atas 60 menit dan 10 menit turun dari puncak sebagaimana yang diceritakan dalam tulisan, Terkenang Pada Galunggung, maka kami berniat pulang. Selain waktu yang sudah cukup siang, cuaca juga mendung. Tadinya Bapak mau langsung pulang. Setelah dirayu akhirnya mau juga ikut ke cipanas. Sayang toh kalau tidak ke sana. Soalnya tiket sudah dibeli sejak di gerbang masuk galunggung.

Hanya beberapa menit kami sudah tiba di kawasan pemandian Cipanas Galunggung. Agak susah mencari tempat parkir. Mungkin sedang hari libur sehingga area parkir penuh sesak. Setelah berputar dua kali, akhirnya ada juga tempat parkir.

Kesan pertama saya, tempat ini kurang ditata dan agak kumuh. Tempat parkir yang tak teratur, sampah yang mengurangi keindahan tempat itu. Bahkan di aliran sungainya saya sering dapatkan pampers anak-anak dan plastik yang dibuang begitu saja. Betul-betul mengurangi keinginan berendam. Sarana seperti WC, tempat menunggu dan tempat ganti baju pun tak tersedia memadai. Barang kami harus kebasahan menungu tempat menunggu kosong. Mungkin karena itu sebabnya tiket masuknya termasuk murah. Padahal kami masuk ke tempat yang harus bayar lagi. 

Tiket masuk pertama adalah Rp. 5000  Dengan uang masuk 5000 itu sudah bisa mandi di kolam air panas di area agak bawah. Untuk masuk area lebih di atas harus membayar lagi Rp. 7000. Fasilitasnya sebetulnya sama saja. Karena posisi di paling atas maka ada harga yang mesti dibayar lebih. Ah otak bisnis betul.

Pemandian yang buka mulai dari 07.00 hingga 23.00 itu sebenarnya sangat menarik buat saya. Alam yang hijau asri, sungai berbatu yang saya pikir kalau airnya jernis (atau tidak ada sampah) pasti akan sangat menambah daya tariknya. Kata teman saya sih agak ke atas lagi ada air terjunnya. Sayang saya tidak sampai ke sana.

Memang, setelah lelah menaikituruni Galunggung, cocok sekali berendam diri di air panas. Apalagi dari pintu masuk ke tempat paling atas juga cukup jauh.  Saya memilih kolam di atas sungai. Selain alasan yang sudah disebut di atas enak juga ngobrol dengan sesama pengunjung. 

Awalnya saya berpikir sungai itu panas juga ternyata tidak. Air panasnya dialirkan lewat paralon-paralon. seandainya paralon itu diatur dan ditata dengan rapi tentu akan lebih menarik. Ah sudahlah. Toh bayarnya murah. nikmati saja panasnya air panas Galunggung.

Kolam pertama
Tempat seperti ini sangat kurang

Pakis yang bisa dilalab
Pisang ranggap khas Tasik




3 komentar:

  1. dimana ya oom bisa dapet bibit pisang ranggap?? :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya di cipanas galunggung banyak tuh bibit....

      Hapus
  2. aku pengen banget ke sana
    tapi belum ke samapaian,,padahal aku juga orang tasik

    BalasHapus

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About