Seseorang yang tinggal bertahun-tahun di suatu kota, setelah ia tertidur segera,
Melihat kota lain yang penuh kebaikan dan keburukan, serta kotanya sendiri hilang dari pikirannya.
Ia tak pernah berkata pada dirinya, ”Ini sebuah kota baru: aku adalah seorang asing di sini”;
Sebaliknya, ia membayangkan selalu tinggal di kota ini, dilahirkan dan dibesarkan di sini.
Apakah mengherankan apabila, kemudian, jiwa tak ingat lagi akan kampung halamannya dan tanah kelahiran,
Karena ia lelap saat di dunia ini, bagai sebuah bintang diselimuti awan?-
Apalagi saat ia melangkahkan kaki di berbagai kota dan debu yang menutupi penglihatannya berlum tersapu.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. IV, 3628
25 September 2011
SEBUAH TIDUR DAN KETERLENAAN (Jalaluddin Rumi, Mas. IV, 3628)
Posted on 18.20 by hebitren
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu