Boleh kan bersenang hati kalau ada murid yang bilang bahwa pelajaran yang dulu diajarkan membekas dan terngiang-ngiang hingga kini. Cerita ini berkaitan dengan salah satu murid saya yang saat ini sedang melaksanakan ibadah haji. Dia sering berkirim SMS untuk menanyakan proses haji. Salah satu SMSnya menceritakan salah satu momen ketika membaca ayat Al Qur'an.
tanggal 3 November kemarin, sebuah SMS membuka sesi perbincangan jarak jauh. saat itu saya sedang bercengkerama dengan beberapa teman di pesta walimahan sahabat saya Ikhlas. "Assalamu alaikum" katanya memulai. "saat ini Al Qur'an yang kubaca sampai di Surat Yusuf ayat 80" lapornya. "masih ingat ndak ketika K Fajar menyuruh santri takhasus dari IKIP Bandung untuk membaca surat Yusuf ayat 80? ada yang mesem-mesem ketika ayat itu diulang-ulang oleh gurunya. saya sendiri heran, setiap kata itu terbaca, langsung saja memori yang dulu itu yang terbayang. itulah mungkin yang disebut pembelajaran bermakna"
saya bertanya, "lalu apa yang membuatnya selalu teringat?"
"Cerita dan penjelasannya menarik sehingga menimbullkan penasaran pendengar" sejurus saya melambung mendengar pujiannya. rupanya saat itu saya bercerita. wah dulu apa yang saya ceritakan ya? ah saya sendiri malah terkena amnesia alias lupa.
"Lalu guru bertanya tentang beberapa hal. karena itu setiap baca Al Qur'an pada katataiasu, saya ingat cerita itu dan ingat pertanyaannya. apalagi saat itu guru memberikan joke, arti -maaf- taisu -dalam bahasa jawa yang berarti kotoran anjing, sehingga teman-teman yang lain pada tertawa."katanya. lalu dia melanjutkan, "dua hal tadi terekam dalam memori dan bertahan lama" saya mencoba menyegarkan kembali ingatan saya ketika mengajar takhashus. saat itu saya baru keluar Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah. yah sekitar tahun 1991-1992. sekarang sudah 2012 akhir. 20 tahun !!!. Bellisima.
Sanlat SMA 3 Bandung di Pesantren Al QUr'an Babussalam Bandung (doc. pribadi) |
apa poinnya buat saya? Pertama. Hal itu menjadi sebuah penyadar, bahwa sebuah cerita kecil, pertanyaan dan bahkan humor, akan memberikan warna pada murid-murid kita. Seberapa lama kesan itu tertanam kuat tergantung dari seberapa banyak manfaat yang didapat dari pengajaran kita.
Kedua. jelas saja bahwa hal seperti ini akan memberi spirit dan motivasi mengajar. saat mengajar mungkin guru berpikir apakah murid-murid dapat mengambil manfaat dari yang kita ajarkan? testimoni seperti ini menyadarkan bahwa yang kita ajarkan memberi manfaat.
Saat ini murid saya itu sendiri telah menjadi guru di salah satu sekolah. saya berharap beliau juga dapat memberikan pengajaran yang bermakna dan menarik.
catatan :
- Santri Takhasus adalah program khusus pembelajaran di Pesantren Babussalam Bandung untuk para mahasiswa.
- Taiasu bermakna putus asa. dan firman Allah dalam surat Yusuf ayat 80 itu adalah cerita dari saudara Nabi Yusuf as. yang sudah berputus asa mengenai nasib saudara muda mereka bernama Bunyamin yang "dituduh" mencuri oleh pihak kerajaan. terjemahnya sebagai berikut,"Maka tatkala mereka berputus asa daripada (putusan) Yusuf mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di antara mereka: "Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya."
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu