ketika saya berbagi pengalaman di suatu mesjid di Bandung, seorang jemaah mendatangi saya. dia berkata "meni resep abdi teh pendak sareng ustad. tiasa nimba elmu ti ahlina" (saya senang bertemu dengan ustadz. bisa menimba ilmu dari ahlinya) katanya. "abdi teh mu'allaf" (saya ini mu'allaf). seperti biasa saya juga mengucapkan terima kasih dan kemudian melupakannya. beberapa waktu setelah itu, seorang pengurus mesjid menemui saya. dia berkata "ustad, tau ndak siapa yang tadi ngajak bicara?" saya menjawab sejujurnya "ndak tau". "dia itu adalah salah seorang tokoh tarekat naqsyabandiah di kampungnya. di tempatnya, dia sering dipanggil mamang, ucapannya digugu, tingkah lakunya ditiru, orang sering mengambil berkah darinya..."
terus terang saya tercenung mendengar perkataannya. pikiran saya teringat pada perkataan mamang tadi. "saya ini muallaf". saya berpikir keras apa yang beliau maksud dengan itu. seakan ada satu rahasia yang hendak diberikannya kepada saya. yang sampai saat ini saya belum dapa menjawabya.
abang... bagi yah ke kelana kalo udah dapat :D
BalasHapusok
BalasHapus"mualaf" dalam pemahaman ... mungkin loh ...
BalasHapusmu'alaf karena keislamannya dirasa belom sempurna mungkin... atau... entahlah...
BalasHapusentah juga:)
BalasHapus