14 Februari 2015

Memburu Keangkeran Villa Berdarah di Cukul



Hari semakin sore dan awan kelabu makin menebal di atas langit Situ Cileunca. Perjalanan kami lanjutkan menuju Talegong, rumah Taufik tempat menginap malam ini. Namun Taufik merekomendasikan sebuah tempat yang namanya agak angker, VILLA BERDARAH.

Entah mengapa disebut seperti itu dan lagi, setelah saya searching mbah Google, nama seperti itu tak dikenal walau saya mencarinya dengan susah payah. Berbagai nama dan formula mencari villa itu saya kerahkan hingga akhirnya ketemulah nama villa itu. 

Berkaitan penamaan Villa Berdarah dari penduduk, menurut Taufik memang ada kejadian angkernya. Konon zaman dulu ada kasus pembunuhan yang sadis di villa yang tidak pernah terungkap. Hingga kini korban sering gentayangan dan menampakan diri di rumah itu. Ok lah. Apapun ceritanya saya mesti mampir ke tempat itu. Lagian villa itu memang terletak di pinggir jalan raya, sehingga bisa dilihat dengan mudah. 

Dari Situ Cileunca saya mengarahkan motor ke Talegong. Jalan sudah sangat bagus namun yang perlu diwaspadai adalah longsor dan sedikitnya lampu penerangan. Jika turun hujan dan kabut perjalanan ke Talegong lewat perkebunan teh cukul sangat memerlukan kewaspadaan tinggi.

Kabut sudah mulai turun dan cuaca semakin dingin dan Tak jauh dari Situ Cileunca kami berhenti dahulu untuk makan bakso. Semangkok cukuplah untuk mengisi dan menghangatkan perut. Perkebunan Teh yang indah tak bisa dilewatkan untuk berfoto. 

Kabut semakin menebal dan perjalanan kami seperti berjalan di negeri kabut. Saking tebalnya kabut dan embun, setiap kami lewat di bawah pohon, rintik air menyerbu kami persis seperti hujan deras. Motor pelan saya jalankan. Taufik sekali-kali mengingatkan kalau ada tikungan tajam. Jangankan malam dengan kabut setebal itu, siangpun perlu berhati-hati berkendaraan. 

Di tengah kabut tebal kami berhenti di sebuah gerbang rumah. Kata Taufik, kami sudah sampai di VillaMerah Cukul. Gerbang dikunci namun pagar di pinggir rumah bisa dipanjat. Kami coba untuk mengetuk pagar dan memanggil penjaga namun taka da satupun yang datang. Hanya terlihat remang-remang lampu di tengah kabut pekat dan hujan rintik-rintik malam itu. 

Karena tak ada yang bisa kami lihat, malam itu melanjutkan perjalanan ke Talegong. Sekitar 30 menit kami mengarungi kabut dan kegelapan hingga sampai di rumah Taufik di Talegong. Kebetulan ada hawu (perapian tempat memasak), saya dan fahmi segera memburunya untuk menghangatkan dan mengeringkan badan.

Yang menarik, ternyata jam tidur orang di Talegong itu sangat cepat. Jam 8 malam, setelah shalat isya dan makan malam, mereka segera tidur. Kampung akan sangat sepi dengan cepat. Jam 3 subuh mereka sudah pada bangun. Ada yang shalat dulu atau melakukan persiapan ke kota. Sementara saya yang terbiasa tidur di atas jam 10-an agak kesulitan tidur malam itu. 

Setelah susah payah bangun subuh, kami segera bersiap untuk mendatangi Villa Merah Cukul itu. Penasaran ingin melihat bentuknya. Pagi-pagi sekali, sebelum mandi kami segera naik motor lagi. Ternyata dingin sekali pagi itu. Ternyata dari Talegong ke perkebunan Teh Cukul itu sangat indah. Hamparan perkebunan teh, jalan meliuk-liuk dan bentang alam yang keren bisa dilihat dengan indahnya.

Jangan terlena oleh keindahan alamnya ya. Bagi pengendara tetap harus waspada mengendalikan kendarannya. Kalau tidak waspada bisa-bisa jatuh ke jurang yang tingginya bisa sampai 200 meter.
45 menit kemudian sampailah kami ke Villa Merah Cukul. Villa itu memang keren. Berada di ketinggian sebuah bukit kecil, dengan sebuah danau kecil mengitarinya. Hamparan perkebunan the Di seberangnya menambah keindahan Villa di ketinggian 1600 dpl itu. Saya betul-betul mengaguminya. 

Villa itu sebetulnya lebih dikenal dengan Villa Cukul saja atau rumah Jerman. Bentuk rumah khas perkebunan di Jerman membuat rumah itu dikenal dengan namanya. Rumah ini telah dipugar setelah mengalami kerusakan berat akibat gempa tahun 2009 lalu. Sekarang rumah itu dimiliki oleh perusahan teh Sosro. Setelah puas menikmati Rumah Jerman ini kami pulang ke Talegong dan melupakan kisah angker Villa Merahnya.





5 komentar:

  1. Bisa ceritakan lebih detail asal usul villa tsb? apakah di bangun oleh org asing di jaman dulu?

    BalasHapus
  2. Bisa ceritakan lebih detail asal usul villa tsb? apakah di bangun oleh org asing di jaman dulu?

    BalasHapus
  3. Saya sudah pernah ke vila ini , konon ini punya keluarga boscha ? Betulkah ? Izin untuk masuk nya pun skg susah bgt . Dan dilarang berselfie ria disana. Entah kenapa

    BalasHapus
  4. How to register, deposit, withdrawal & more - DrmCD
    What 거제 출장안마 to get started, what games, payment methods and banking 보령 출장샵 methods. 김제 출장샵 For deposits, 광주 출장샵 you have to choose the best and fastest way to 광주 출장마사지 start.

    BalasHapus

terima kasih sudah memberikan komentar pada posting ini... sukses selalu

    Blogger news

    Blogroll

    About